Minggu, 23 Januari 2011

Kisah Sakit Menjelang Kuliah

Akhirnya jasad ini tersentuh sakit juga. Setelah satu semester ini Allah lindungi dari marabahaya, di awal semester 8 ini, Allah tetap melindungi, tapi dengan sakit. Sakit ini tak jelas apa gerangan namanya. Dokter saya jauhi karena malas diberi rekomendasi yang mahal.

Saya sarankan kepada para dokter,berikanlah altrernatif solusi sembuh yang murah. Karena sehat tak haru mahal kan. Mungkin dokter akan membalas, sehat yang tidak mahal adalah jangan sampai sakit.

Apa penyebab sakit saya? Karena salah makan sepertinya. Dikarenakan gejala sakit saya sama seperti waktu kelas satu SMA. Suatu sakit yang terdapat di saluran pencernaan dari mulut kerongkongan hingga lambung. Ayah saya mengatakan, ada sariawan di mulut, kerongkongan hingga lambung. Di lambung memang beberapa kali sakit saat mencerna sesuatu. Kerongkongan memang terasa menyayat saat menelan sesuatu. Namun, saudara-saudara, sakit di mulut akibat sariawan sungguh menggelora, gelora anak muda. Saya tidak enak memberikan penjelasan negatif, tapi jelas sariawan bagaikan puncak penderitaan sakit saya kali ini. Kalau dihitung bisa mencapai 10 sariawan tersebar di seantero mulut saya. Sariawan itu demikiansakit hingga membuat bibir saya membengkak. Betul sekali, saudara-saudara, bengkak dan memerah. Mangap terasa sakit, senyum terasa sakit. Tentu kau tahu betapa lebar senyum saya biasanya. Semakin lebar, semakin sakit jadinya sariawan ini, bagaikan diiris cutter di sekitar mulut. Meski tidak sesadis itu namun sakitnya mendekati itu, agar mudah kau bayangkan.

Apa sih penyebabnya? Sekali lagi saya katakana bahwa saya tidak ke dokter karena takut bayar mahal sehingga tidak tahu diagnose dokter seperti apa. Bila anda punya kelebihan uang, saya sarankan untuk ke dokter saja, saya adalah contoh yang kurang baik. Atas diagnosa mandiri, disimpulkan sakit ini akibat salah makan. Ada suatu makanan nyaris basi yang saya lumat. Makanan itu bukan dari rumah, dari luar rumah, Ibu saya tidak ada kaitannya dengan ini. Atas dasar sayang bila dibuang, saya makan makanan tak berdosa itu, dan sepertinya hari itu Allah memberikan pelajaran, bukan Today is Yours, tapi That day is mine. Mungkin bukan mine yang artinya milik saya, tapi mine yang artinya ranjau darat. Buummm!! Meledak di perut ini.

Kata-kata hikmah untuk peristiwa itu adalah, bila uang kita terbatas, lebih baik makan nasi sebungkus dengan garam atau masako(bumbu penyedap rasa ayam atau sapi, untung tidak ada rasa biawak) daripada memakan makanan yang meragukan/Syubhat sehat atau tidak, bersih atau tidak. Bukan syubhat yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat para ulama, syubhat karena hati kecilmu mengatakan ,”Kayaknya jangan deh,bro”. Hati kecil tak sekedar mengurusi maksiat dan tidak maksiat, tapi perbuatan bodoh atau pintar juga.

Hikmah yang lain juga adalah, bila menjadi dokter atau pelayan masyarakat, berilah selalu alternative solusi yang lebar, artinya jangan mengerucut pada satu titik mahal. Biarkan konsumen yang memilih, konsultan jangan menetapkan sesuatu seperti Tuhan. Boleh merekomendasikan namun jangan menentukan.

Hikmah yang lain juga adalah ilmu tentang sariawan yang akan saya paparkan pada artikel selanjutnya.

Hikmah yang lain juga adalah jangan berlebihan dalam olahraga, itu akan merusak tubuh.

Tidak ada komentar: