Minggu, 24 Juni 2012

Bagaimana Melakukan Inception seperti di Film.

Bagaimana Melakukan Inception seperti di Film.

Tadi malam saya memulai malam dengan sebuah ratapan. 3 Hari lagi saya harus menghadapi suatu tantatangan. Kondisi saya sedang tidak bagus dan merasa amat takut menghadapi tantangan tersebut. Ada perasaan lemah, tidak percaya, merasa akan gagal, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat saya tidak kuat untuk bertindak. Di saat sulit yang seharusnya saya isi dengan perlawanan dan ikhtiar, justru saya isi dengan kebingungan dan tidak berbuat apa-apa.

Sebelum tidur, saya awali dengan doa dan aduan kepada Allah. Bukan mengadu atas beratnya masalah saja, namun terutama mengadu akan lemahnya hati. Saya merasa sedih, ke mana iman itu pergi setelah bertahun-tahun saya latih. Mengapa menghadapi tantangan ringan seperti itu saja saya sudah lunglai malas tak berdaya. Seharusnya saya cukup kuat menghadapi semua tantangan ini karena Allah Maha Perkasa, akan menolong Hambanya. Namun pertanyaannya ke mana perasaan itu pergi.

La Tahzan Innallaah Ma’ Ana

Saya teringat surat At-Taubah ayat 40 yang salah satu potongannya berbunyi seperti bait di atas. Arti baasa indonesianya adalah janganlah kau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Kata jangan tersebut seperti seakan-akan bahwa sedih itu pilihan, maka pilih saja untuk tidak bersedih. Semudah itu.

Saya terlelap dalam kegelapan dan akhirnya tertidur.

Saat bangun, sungguh aneh. Ada perasaan kuat di dalam dada, dan merasa lebih tangguh daripada tadi malam. Dari mana perasaan itu datang? Saya jadi teringat sebuah film berjudul “Inception” yang dibintangi leonardo de caprio. Inception adalah proses menanamkan suatu ide pada objek lewat mimpinya sehingga ketika bangun, sang objek akan berpegang teguh pada ide itu. De Caprio menanamkan ide pada istrinya saat di dunia mimpi, bahwa kalau mati pada suatu level mimpi, maka kita akan bangun pada level mimpi yang lebih atas, sehingga istrinya pun bunuh diri, padahal dia sedang tidak di dunia mimpi. Pada film itu pun diceritakan bahwa de caprio dan timnya berusaha menanamkan ide pada seorang pengusaha agar dia menjual aset-aset perusahaannya. Cara tim melakukan itu adalah masuk ke dalam mimpi sang pengusaha.

Siapa yang telah masuk ke mimpi saya dan menanamkan semangat sehingga saat pagi terasa begitu berbeda dengan malam? Saya yakin segala daya upaya kita nisbatkan pada Allah. Saya yakin bahwa Allah lah yang menanamkan kekuatan itu di dada saya. Sehingga ketika bangun saya sendiri kaget dari mana ide itu muncul. Maka berdoalah sebelum tidur.

Tapi saya tentu tidak bisa selalu tidur untuk mendapatkan semangat dan keteguhan hati melawan rasa malas dan lemah. Mungkin kita bisa melakukan inception dalam keadaan sadar. Ketika kita bermimpi, kerja otak kita tidak berhenti. Kalau otak bekerja, saya yakin hati kita tidak berhenti. Ada ulama yang mengatakan bahwa letak hati itu di otak.Maka ketika inception itu terjadi, ada peran serta hati yang membisikan sesuatu di sana. Saya yakin cara Allah meng-inception diri saya adalah dengan cara mengatur bisikan hati sehingga keyakinan dan informasi yang saya terima adalah “kebaikan, semangat, perjuangan”. Dan mungkin saya bisa mengikhtiarkan hal tersebut dalam keadaan sadar.

Pernah dengar primming effect? Primming effect adalah suatu efek yang terjadi pada manusia akibat informasi yang dia terima. Informasi itu bisa dari film, lagu, pembicaraan teman dan lain sebagainya. Primming effect yang paling signifikan adalah membaca tulisan dengan sekumpulan fakta-fakta. Ada dua orang kembar yang diuji dalam ruangan yang berbeda. Si kakak diberi primming effect positif; melihat film lucu, lagu ceria, dan lain-lain. Si adik diberi primming effect negatif; nonton film sedih, lagu sendu, dan lain-lain. Asupan pamungkasnya adalah si kakak diminya membaca tulisan dari email berisi kata-kata positif (gembira, ceria, senang, maju, semangat, dll) sedangkan si adik membaca kata-kata negatif (sendu, muram, durjana). Hasilnya sungguh berbeda. Si kakak amat ceria dan semangat berbelanja. Sedangkan sang adik merasa muram, dan tidak berselera belanja, dia merasa setiap baju yang dia beli akan terlihat buruk bila dipakai olehnya. Ternyata suatu ide dapat ditanamkan dengan mudah dalam keadaan sadar sekalipun.

Maka kesimpulannya bila ingin melakukan inception dalam keadaan sadar, mengubah kondisi hati yang awalnya malas menjadi semangat, yang awalnya ragu menjadi yakin, yang awalnya sendu menjadi sumringah, cobalah melakukan inception dalam keadaan sadar dengan memilih, “Jangan bersedih”. Pilihlah untuk tidak merasakan perasaan negatif. Perasaan amat dipengaruhi oleh kalimat, informasi, dan kata-kata yang masuk ke otak kita. Maka pilihlah untuk tidak bersedih dengan cara memilih asupan kata yang tepat. Dengan cara membisiki hati sendiri. Dengan cara mengatakan pada diri sendiri kalimat yang kita inginkan. Misalnya, saat sedang sedih dan ingin bahagia, cukup katakan, “saya bahagia” berkali-kali. Maka secara sadar kita melakukan inception pada pikiran kita. Allah menyediakan konten inception yang sempurna: ayat Al-Qur’an. Ketika kita bingung, tidak ada pertolongan dalam menghadapi masalah, ucapkan Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir. “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Ide itu akan masuk ke otak kita dan mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan dan ketangguhan. Bila ternyata dirundung masalah, ucapkan “Janganlah bersedih sungguh Allah bersama kita”. Ketika cape dalam beraktifitas, dan merasa malas, ucapkan “Barangsiapa menolong Agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya”

Jangan pernah biarkan kalimat negatif muncul. Buruk sangka, praduga, penilaian yang buruk, meremehkan, meratapi, itu harus dicegah, dengan cara memenuhi otak dengan kalimat positif seperti dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Misalnya kita mengadakan, rapat dan ternyata tidak ada yang hadir. Kita bisa saja membisiki hati kita, “kurang ajar banget nih peserta rapat”. Tapi kita memilih untuk membisiki hati kita, “Pasti orang yang ga hadir, karena suatu masalah yang superdahsyat,”. Atau kita bisa membisiki, “Setelah ini, saya akan berikhtiar agar dia mau datang rapat, insyaAllah bisa”

Kita perlu kaya dalam perbendaharaan kalimat positif kita, maka menghafal Al-Qur’an adalah suatu kebutuhan. Karena itu amunisi inception agar hati kita terus aman dari virus bisikan kata negatif.

Senin, 18 Juni 2012

Mencari Tanda

Membaca Tulisanmu, statusmu, twittermu
sekedar mencari sedikit tanda
bahwa kau cintaiku

tapi tetap tak ada

padahal Rabb-ku
sedang mengirim pesan cintanya
pada pencarian yang gagal itu

padahal Rabb-ku
sedang mengirim pesan cintanya
pada kelam malam

bahwa cahaya segera datang