Kamis, 03 Desember 2009

Menembus Langit Tertinggi

Benar teman, uang itu menjerat hati dan mneyesakkan dada..
alkisah saya mengajar privat pada seorang adik SMA Alfa Centauri..saya bekerja pada teman yang mengelola bimbel tersebut. singkat cerita saya gundah karena gaji saya terlalu kecil,Praktiku pun tak bisa konsentrasi karena terus memikirkan hal tersebut..

namun di sore harinya saya bertemu dengan kakak kelas yang menjadi bos saya pada kepengurusan manajemen AAEI (Asistensi Agama dan Etika Islam) ITB. Kami berbincang tentang visi besar AAEI. Yap.suatu pekerjaan yang emmerlukan pengorbanan besar karena menyita banyak waktu (mengurusi nilai 500 mahasiswa), untuk ukuran mahasiswa amatlah berat.

Saya seperti naik ke langit yang luas. yang saat saya menoleh ke kiri dan kanan tak ada dinding sempit materialisme. Beberapa jam sebelumnya saya terkungkung oleh kepanikan masalah uang dan pada detik ini, saya diajak untuk berbuat bukan atas nama keagungan Uang, tapi atas cinta dan pengorbanan untuk teman-teman Mahasiswa ITB, terutama untuk Allah...

Dada ini rasanya lega..uang jadi rendah artinya
justru karena rendah, akan terasa mudah untuk mendapatkannya..
karena doa kita:
"Ya Allah biarkanlah surga ada di hatiku, dan dunia ada di tanganku"
orientasi kita surga,,sedangkan dunia,uang,tahta ada di tangan bukan di kaki bukan di pinggang,,di tangan sehingga bisa kita atur sesuka hati,,di tangan sehingga tak sulit untuk mengubah 7 ribu jadi 7 triliun..di tangan,semudah membalikkan telapak tangan..

"dan jadikan dia sebagai kendaraan menuju rumah terakhir"

bisnis apa ya?