Selasa, 09 Oktober 2012

Kisah SD: Dokter Cilik


Waktu kelas 5 lain soal, sebagai staff dokcil(dokter cilik waktu sd dulu,tugasnya mengurus UKS,unit kesehatan sekolah ) kami sering diperalat teman sekelas sebagai fasilitas untuk kabur pelajaran..dengan cara mengaku sakit, maka dokcil akan mengantar temannya ke UKS (unit kesehatan sekolah,)dan tidur di sana..kasurnya nyaman..bisa juga jadi alasan pergi dari kelas sementara guru tak ada. Ya meski guru tak ada tapi harus diam di kelas mengerjakan tugas (sungguh beradab anak SD itu, mau mabal aja harus pakai fasilitas, jaman SMA,kabur mah kabur we..)
Kadang nurul yang diminta,kadang siapa..tapi biasanya staff dokcil di kelas melemparkan tugas itu ke saya.."TUh lapor ke rio aja" (tumbal..tumbal..),,dan saya pun mengantar feri,teman saya yang pernah ngaku sakit..ke UKS dan dia tidur,saya menunggu..kadang balik ke kelas meninggalkan pasien,,kadang nunggu di sana..


penyalahgunaan jabatan,kenapa dulu saya gak pasang tarif ya? sekali kabur ke UKS,bayar seribu(lumayan bisa beli RC Cola,sejeis coca cola)..mUngkin dulu cita-cita saya jadi dokter,cukup melayani dan bahagialah saya..sekarang pemakaian tarif baru terpikir karena saya kuliah di teknik industri..Mengukur banyak hal harus dengan uang uang dan uang,atau mungkin just because I grow old?

Rabu, 19 September 2012

Angga Kusnan Qodafi


Angga, saya membuat tulisan ini khusus untuk membahas beliau. Beliau adalah karakter unik yang jarang saya temui. Saya banyak interaksi dengan beliau saat aksi menuntut metro TV. Ada beberapa kata kunci yang menggambarkan beliau.

Seteguh  karang. Dafi sering bermuka datar. Tidak terlihat kalau sedang stress sedih dan lain-lain. Kelelahan pun sulit untuk dilihat. Beliau tidak mudah mengeluh. Muka datar dan jarang mengeluh menciptakan kombinasi seperti karang di lautan. Beban seberat apapun tampak seakan mudah dan ringan bila kita melihat muka Dafi. Ketika H-1 aksi, saya panik dan susah tidur, tapi dafi bisa tenang sambil baca koran.

Saraf capenya putus. Saya tidak pernah melihat beliau berleha-leha karena kelelahan. Kegiatan beliau amat banyak. Mulai dari membina asrama, membangun bisnis, dan mengelola dakwah di kampus. Namun langkah beliau selalu mantap. Kesibukan-kesibukan itu tidak membuatnya lemah barang sekejap.

Komitmen dan setia. Setiap ada undangan atau perintah dari atasan dafi selalu berusaha menepati apa pun kondisinya. Pernah suatu kali beliau harus mengerjakan tugas. Di tengah tugas itu Dafi diminta hadir oleh pimpinan. Tugas beliau ditinggal sementara, hadir ke tempat pimpinan, ikut acara sebentar, lalu pulang, mengerjakan tugas kembali. Apapun yang terjadi dafi akan mengikuti komando pemimpin.

Totalitas. Selama proses perancangan aksi Dafi mengeluarkan seluruh energinya untuk persiapan. Saat pelaksanaan Dafi pun turun langsung menjadi pembawa acara serta orator. Beliau berjalan-jalan berkomunikasi dengan media. Beliau mengurus kedatangan truk.

Jarang bisa menemukan orang seperti dafi. Saya harus mengabadikan saat singkat bersamanya di tulisan ini.

Senin, 09 Juli 2012

Link Surat workshop

kepada para pblikator silahkan download
file 1 : http://www.4shared.com/zip/OIXocupP/surat_undangan_workshop.html
file tambahan : http://www.4shared.com/photo/R9bTH72G/LEAFLET.html

Minggu, 24 Juni 2012

Bagaimana Melakukan Inception seperti di Film.

Bagaimana Melakukan Inception seperti di Film.

Tadi malam saya memulai malam dengan sebuah ratapan. 3 Hari lagi saya harus menghadapi suatu tantatangan. Kondisi saya sedang tidak bagus dan merasa amat takut menghadapi tantangan tersebut. Ada perasaan lemah, tidak percaya, merasa akan gagal, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat saya tidak kuat untuk bertindak. Di saat sulit yang seharusnya saya isi dengan perlawanan dan ikhtiar, justru saya isi dengan kebingungan dan tidak berbuat apa-apa.

Sebelum tidur, saya awali dengan doa dan aduan kepada Allah. Bukan mengadu atas beratnya masalah saja, namun terutama mengadu akan lemahnya hati. Saya merasa sedih, ke mana iman itu pergi setelah bertahun-tahun saya latih. Mengapa menghadapi tantangan ringan seperti itu saja saya sudah lunglai malas tak berdaya. Seharusnya saya cukup kuat menghadapi semua tantangan ini karena Allah Maha Perkasa, akan menolong Hambanya. Namun pertanyaannya ke mana perasaan itu pergi.

La Tahzan Innallaah Ma’ Ana

Saya teringat surat At-Taubah ayat 40 yang salah satu potongannya berbunyi seperti bait di atas. Arti baasa indonesianya adalah janganlah kau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Kata jangan tersebut seperti seakan-akan bahwa sedih itu pilihan, maka pilih saja untuk tidak bersedih. Semudah itu.

Saya terlelap dalam kegelapan dan akhirnya tertidur.

Saat bangun, sungguh aneh. Ada perasaan kuat di dalam dada, dan merasa lebih tangguh daripada tadi malam. Dari mana perasaan itu datang? Saya jadi teringat sebuah film berjudul “Inception” yang dibintangi leonardo de caprio. Inception adalah proses menanamkan suatu ide pada objek lewat mimpinya sehingga ketika bangun, sang objek akan berpegang teguh pada ide itu. De Caprio menanamkan ide pada istrinya saat di dunia mimpi, bahwa kalau mati pada suatu level mimpi, maka kita akan bangun pada level mimpi yang lebih atas, sehingga istrinya pun bunuh diri, padahal dia sedang tidak di dunia mimpi. Pada film itu pun diceritakan bahwa de caprio dan timnya berusaha menanamkan ide pada seorang pengusaha agar dia menjual aset-aset perusahaannya. Cara tim melakukan itu adalah masuk ke dalam mimpi sang pengusaha.

Siapa yang telah masuk ke mimpi saya dan menanamkan semangat sehingga saat pagi terasa begitu berbeda dengan malam? Saya yakin segala daya upaya kita nisbatkan pada Allah. Saya yakin bahwa Allah lah yang menanamkan kekuatan itu di dada saya. Sehingga ketika bangun saya sendiri kaget dari mana ide itu muncul. Maka berdoalah sebelum tidur.

Tapi saya tentu tidak bisa selalu tidur untuk mendapatkan semangat dan keteguhan hati melawan rasa malas dan lemah. Mungkin kita bisa melakukan inception dalam keadaan sadar. Ketika kita bermimpi, kerja otak kita tidak berhenti. Kalau otak bekerja, saya yakin hati kita tidak berhenti. Ada ulama yang mengatakan bahwa letak hati itu di otak.Maka ketika inception itu terjadi, ada peran serta hati yang membisikan sesuatu di sana. Saya yakin cara Allah meng-inception diri saya adalah dengan cara mengatur bisikan hati sehingga keyakinan dan informasi yang saya terima adalah “kebaikan, semangat, perjuangan”. Dan mungkin saya bisa mengikhtiarkan hal tersebut dalam keadaan sadar.

Pernah dengar primming effect? Primming effect adalah suatu efek yang terjadi pada manusia akibat informasi yang dia terima. Informasi itu bisa dari film, lagu, pembicaraan teman dan lain sebagainya. Primming effect yang paling signifikan adalah membaca tulisan dengan sekumpulan fakta-fakta. Ada dua orang kembar yang diuji dalam ruangan yang berbeda. Si kakak diberi primming effect positif; melihat film lucu, lagu ceria, dan lain-lain. Si adik diberi primming effect negatif; nonton film sedih, lagu sendu, dan lain-lain. Asupan pamungkasnya adalah si kakak diminya membaca tulisan dari email berisi kata-kata positif (gembira, ceria, senang, maju, semangat, dll) sedangkan si adik membaca kata-kata negatif (sendu, muram, durjana). Hasilnya sungguh berbeda. Si kakak amat ceria dan semangat berbelanja. Sedangkan sang adik merasa muram, dan tidak berselera belanja, dia merasa setiap baju yang dia beli akan terlihat buruk bila dipakai olehnya. Ternyata suatu ide dapat ditanamkan dengan mudah dalam keadaan sadar sekalipun.

Maka kesimpulannya bila ingin melakukan inception dalam keadaan sadar, mengubah kondisi hati yang awalnya malas menjadi semangat, yang awalnya ragu menjadi yakin, yang awalnya sendu menjadi sumringah, cobalah melakukan inception dalam keadaan sadar dengan memilih, “Jangan bersedih”. Pilihlah untuk tidak merasakan perasaan negatif. Perasaan amat dipengaruhi oleh kalimat, informasi, dan kata-kata yang masuk ke otak kita. Maka pilihlah untuk tidak bersedih dengan cara memilih asupan kata yang tepat. Dengan cara membisiki hati sendiri. Dengan cara mengatakan pada diri sendiri kalimat yang kita inginkan. Misalnya, saat sedang sedih dan ingin bahagia, cukup katakan, “saya bahagia” berkali-kali. Maka secara sadar kita melakukan inception pada pikiran kita. Allah menyediakan konten inception yang sempurna: ayat Al-Qur’an. Ketika kita bingung, tidak ada pertolongan dalam menghadapi masalah, ucapkan Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir. “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Ide itu akan masuk ke otak kita dan mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan dan ketangguhan. Bila ternyata dirundung masalah, ucapkan “Janganlah bersedih sungguh Allah bersama kita”. Ketika cape dalam beraktifitas, dan merasa malas, ucapkan “Barangsiapa menolong Agama Allah, maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya”

Jangan pernah biarkan kalimat negatif muncul. Buruk sangka, praduga, penilaian yang buruk, meremehkan, meratapi, itu harus dicegah, dengan cara memenuhi otak dengan kalimat positif seperti dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Misalnya kita mengadakan, rapat dan ternyata tidak ada yang hadir. Kita bisa saja membisiki hati kita, “kurang ajar banget nih peserta rapat”. Tapi kita memilih untuk membisiki hati kita, “Pasti orang yang ga hadir, karena suatu masalah yang superdahsyat,”. Atau kita bisa membisiki, “Setelah ini, saya akan berikhtiar agar dia mau datang rapat, insyaAllah bisa”

Kita perlu kaya dalam perbendaharaan kalimat positif kita, maka menghafal Al-Qur’an adalah suatu kebutuhan. Karena itu amunisi inception agar hati kita terus aman dari virus bisikan kata negatif.

Senin, 18 Juni 2012

Mencari Tanda

Membaca Tulisanmu, statusmu, twittermu
sekedar mencari sedikit tanda
bahwa kau cintaiku

tapi tetap tak ada

padahal Rabb-ku
sedang mengirim pesan cintanya
pada pencarian yang gagal itu

padahal Rabb-ku
sedang mengirim pesan cintanya
pada kelam malam

bahwa cahaya segera datang

Minggu, 20 Mei 2012

bahkan berkeruh hati pun ku tak boleh


Hari ini saya terjebak dalam suatu amarah kecil, sehingga karena amarah itu saya mengucapkan dengan  sedikit keras, “Maaf saya tidak tahu.” Dan Allah bagai menghukum saya dengan kegelisahan hati yang tak kunjung usai seharian itu. Badan lelah bagai tak bertulang. Pikirna suntuk ngantuk bagai habis ronda. Allah seperti tidak mau saya barang sedikit untuk bersikap “tidak menyenangkan” akibat kekeruhan hati di dalam dada.

Sejauh hidup saya, memang saya berusaha tidak membuat orang tidak nyaman dengan perilaku, meski mungkin banyak yang nyatanya tidak berkenan dengan perilaku saya. Usaha tetaplah usaha dan kegagalan berteman akrab dengan ikhtiar. Saya beberapa kali menjadi orang yang menyebalkan, salah satunya pada momen yang saya ceritakan pada bait di atas.

Saya teringat sebuah komik berjudul “Dandoh”. Komik tersebut bercerita tentang seorang pegolf yang hatinya bening bagai kaca tanpa pikiran negatif barang satu quark pun. Kebeningan hati itu membuat ia berpengaruh dan mengubah banyak orang. Itu cita-cita saya kalau mau divisualisasikan menjadi komik, menjadi orang yang berhati bening tanpa pikiran dan rasa tak enak pada kawan.

Peristiwa di atas semoga menjadi titik pemacu untuk mencapai mimpi saya tersebut. Saya bertekad untuk tidak menyimpan perasaan negatif dalam hati ini. Saya anggap hati bagai gelas, terserah kita mau diisi kopi atau susu. Tapi saya akan memilih untuk mengisinya dengan air mineral yang murni. Tak memberi ruang sedikitpun untuk sombong, dengki, meremehkan, merendahkan, mencibir, tinggi hati, acuh tak acuh, egois enak sendiri. Agar jangan sampai ada yang mengatakan bahwa tidak ada lagi orang yang berakhlak baik di bumi ini.

Jumat, 23 Maret 2012

Pelajaran dari Novel Pukat



Setelah membaca novel Pukat karya Tere Liye., saya seperti menemukan kembali ruh kezuhudan. Novel itu bercerita tentang kehidupan desa di Sumatra yang sejahtera dan baik-baik saja. Maksud kata baik-baik saja adalah hidup mereka tiada kurang suatu apapun dan tetap dapat bahagia. Mungkin tidak ada jaringan listrik, jaringan telepon ataupun internet. Mungkin kalau makan bermodalkan ladang kampung dan sungai provinsi, tapi sekali lagi hidup mereka baik-baik saja.

Bagi keidupan mereka, teknologi, dan peradaban maju lainnya bukanlah hal terpenting. Hal terpenting adalah budi pekerti luhur dan kedekatan dengan Allah. Yang penting bagi mereka adalah belajar mengaji setiap sore dan kejujuran yang dijaga. TV, internet dan teknologi lainnya itu semua nanti dulu.

Novel ini seperti menyadarkan saya. Novel ini memaksa saya bertanya kembali, apa pentingnya modernisasi dan perluasan teknologi yang selama ini digembar gemborkan? Mungkin yang masyarakat butuhkan pertama kali bukanlah microsofoft word dan kecanggihan teknologi lainnya. Mungkin masyarakat memang butuh Al Qur’an dan Hadits, itu saja. Teknologi dan kemajuan itu bisa menyusul belakangan. Barangkali kementerian daerah tertinggal itu seharusnya mengembangkan nilai agama di pelosok desa itu. Karena yang mereka butuhkan pertama kali memang adalah agama. Sekali lagi teknologi bisa menyusul. Dari novel pukat saya membaca bahwa dengan agama, namun miskin teknologi, hidup tetap bisa bahagia.

Mungkin ini kesalahan yang kita lakukan. Kita memiliki semangat kemajuan tapi kita belum paham apa definisi kemajuan. Karena yang kita lihat adalah TV, TV mengatakan bahwa kemajuan itu adalah handphone bagus, laptop canggih, dan mobil mewah. Novel pukat mengajarkan bahwa kemajuan yang hakiki adalah nilai hidup yang terpatri dalam jiwa anak manusia. Kita bisa lihat kini bagaimana anak-anak SD mahir internetan namun ba bi bu bila diminta baca Quran. Kita bisa melihat bagaimana mereka hapal lagu “asmara cengeng mau bunuh diri” namun diminta sebutkan nama 4 khalifah saja repot. Kita bisa melihat bagaimana mereka hapal link situs porno dan akhlak yang benar-benar rusak. Inikah kemajuan yang kita idam-idamkan.

Saya sebagai mahasiswa akhirnya menyadari, bahwa kemajuan itu bisa diibaratkan sebuah kapal. Namun nahkoda yang memimpin kapal tersebut adalah sarjana-sarjana universitas islam. Pemimpin kapal itu adalah lulusan Jurusan Tarbiyah, Syariah, dakwah. Sedangkan saya, insinyur industri dan kawan-kawan lain yang merupakan sarjana teknik berada di belakang, menunggu kerja dari nahkoda selesai. Kita boleh berbicara pembangkit listrik piko hidro, AMDAL, carnot, kesetimbangan kimia, jaringan internet, supply chain management setelah kinerja sarjana Tarbiyah tuntas atau dalam kadar yang cukup; setelah membuat jiwa-jiwa masyarakat sholeh dan sholehah.
Saya sebagai kakak akhirnya menyadari, yang adik-adik saya butuhkan bukanlah berkuliah di ITB, UNPAD atau UPI. Yang mereka butuhkan pertama kali adalah kenal pada Tuhannya, paham siapa nabinya, dan Ngerti baca Kitabnya. Kelak mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang paripurna. Setelah itu baru mari majukan teknologi.

Tentang Ekonomi

Dari Novel tersebut pun saya belajar arti sebenarnya ekonomi. Arti dari kesejahteraan bukanlah mempunyai harta yang berlimpah. Arti dari sejahtera adalah bekerja dengan cukup dan mendapatkan penghasilan yang cukup. Cukup untuk apa? Cukup untuk beribadah kepada Allah. Novel tersebut menggambarkan bagaimana dengan keterbatasan yang ada, keluarga Pukat masih bisa bahagia. Maka mari redam sejenak segala semangat untuk semua orang berlimpah dalam segi harta. Berlimpah itu adalah kewajiban segelintir orang. Karena hukum Allah membuat tidak mungkin semua orang kaya raya. Pasti ada yang kaya dan ada yang miskin. Tugas ekonomi adalah membuat yang miskin itu tidak ada dengan cara mengalirkan uang orang kaya kepada orang miskin.

Bila memang kita menyadari bahwa kita mempunya bakat dan amanah untuk berlimpah hartanya, maka berlimpahlah. Tapi kalaupun tidak berlimpah, ya tidak apa-apa. Namun sungguh menjadi orang punya banyak harta dan lalu menyedekahkan hartanya, itu sungguh baik. Kita sedang butuh banyak pejuang dalam sector financial ini.

Saat kita berbicara dengan masayarakat umumnya, mungkin target kita bukanlah membuat mereka berlimpah hartanya. Target kita adalah membuat penghidupan mereka cukup. Tapi itu semua tentu setelah aspek agama yang terpenuhi dengan cukup terlebih dahulu.