Minggu, 23 Januari 2011

Link Tausyiah Salim A Fillah tentang Palestinabagi Peradaban Islam

klik di sini

Silahkan unduh

Pahlawan Tepat pada Medan yang tepat!!


Ada kisah menarik, seorang pejuang Afghanistan baru saja pulang ke Indonesia selepas usahanya berjihad di sana. Jiwa kepahlawanan dan patriotismenya tidak hilang hanya berpindah lokasi. Jiwa itu seakan haus medan tempur akhirnya mencari dimana tempat ia bisa lukiskan prestasi. Tapi sayang, ini adalah Indonesia, tidak ada perang di sini. Namun ia ngotot bahwa cara ia menjadi pahlawan adalah melalui gempuran militer, melalui desingan peluru, melalui ledakan-ledakan mesiu sebagaimana ia meledakkan tank soviet dulu. Akhirnya ia ledakkan sebuah cafe di Bali.

Entah ini kisah nyata atau bukan, saya dapat dari rekaman tausyiah Anis Matta. Kadang kala kita bertindak seperti ini, meski tidak seekstrem ini. Kita ingin berprestasi, kita ingin merakit suatu amal yang tepat untuk kita persembahkan pada Allah. Namun kita kurang lama dalam proses analisis, dan bertanya, “Apakah memang ini yang dibutuhkan masyarakat?” Apakah memang Bom yang dibutuhkan Indonesia?

Silahkan bermimpi untuk membuat Pameran buku sastra Pramudya, Ekspo Batik, demo bela angklung milik Indonesia, konser Haddad Alwi, atau Bakti Sosial untuk Komodo, tapi sebelum buahkan mimpi itu jadi kenyataan, sepertinya perlu kita Tanya sekali lagi, apakah Indonesia sekarang sedang butuh Haddad Alwi? Apakah Komodo yang harus kita selamatkan dengan memberi makan atau beberapa anak jalanan yang sedang mengemis di lampu merah sana? Apakah mungkin ada kegiatan lain yang lebih penting?

Karena beramal itu bukan sekedar cari sensasi. Bukan sekedar cari ketenangan hati, bukan sekedar membesarkan organisasi, menaikkan pamor pribadi, bukan sekedar supaya “Organisasi saya ada program kerjanya”. Bukan sekedar supaya ketika Laporan Pertanggung Jawaban saya tidak dimarahi oleh massa. Dan bahkan bukan supaya sekedar “saya bisa belajar” dan saya puas karena telah berhasil. Bukan sekedar melanjutkan pendahulu saya.

Ketika kita beramal dan memilih untuk menjadi pahlawan, kita terbang melaju melintasi batas-batas kepentingan pribadi. Kita terbang dan melihat umat, masyarakat, dunia secara luas dan bertindak untuk kemaslahatan itu semua, bukan untuk kemasalahatan diri atau ego pribadi. Di sanalah letak pengorbanannya.

Dalam buku Fiqh Prioritas, Sayyid Quthb menuliskan salah satu contoh ketimpangan dalam memilih amal: Pada zaman Imam Ghazali, orang-orang merasa aib bila mereka tidak menuntut ilmu pengetahuan di bidang fiqh, padahal ia merupakan fardhu kifayah, dan pada masa yang sama merekam meninggalkan wajib kifayah yang lain; seperti ilmu kedokteran. Sehingga di suatu negeri kadangkala ada lima puluh orang ahlif fiqh, dan tidak ada seorangpun dokter muslim.

Al Qur’an Surat At-Taubah:111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.

Ini adalah jual beli, maka produk kita mutlak harus produk terbaik agar layak dibeli Allah. Allah adalah pembeli yang teliti, yang paham betul barang macam apa yang akan dibeli-Nya. Salah satu syarat produk terbaik adalah produk yang memang dibutuhkan oleh pasar. Maka kita perlu telaten memikirkan apakah produk kita, amalan kita ini memang amalan yang terbaik di masa kita? Apakah memang sesuai kapasitas dan memang dibutuhkan?
Namun masih lebih baik orang yang terus beramal meski amalannya tidak melalui analisis di atas, Urgensi beramal ini tertulis dalam At-Taubah:105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Kita terus bekerja, namun alangkah sayangnya bila ternyata sebenarnya bisa dengan energy yang sama, kita dapatkan pahala dan keutamaan yang lebih besar karena amalan kita memang tepat.

Mari berikan yang terbaik.
Nb:Ini konteksnya di luar ibadah Mahdhoh, Ibadah kita seperti puasa sholat dll, adalah suatu mutlak dan menjadi syarat dasar.

Kisah Sakit Menjelang Kuliah

Akhirnya jasad ini tersentuh sakit juga. Setelah satu semester ini Allah lindungi dari marabahaya, di awal semester 8 ini, Allah tetap melindungi, tapi dengan sakit. Sakit ini tak jelas apa gerangan namanya. Dokter saya jauhi karena malas diberi rekomendasi yang mahal.

Saya sarankan kepada para dokter,berikanlah altrernatif solusi sembuh yang murah. Karena sehat tak haru mahal kan. Mungkin dokter akan membalas, sehat yang tidak mahal adalah jangan sampai sakit.

Apa penyebab sakit saya? Karena salah makan sepertinya. Dikarenakan gejala sakit saya sama seperti waktu kelas satu SMA. Suatu sakit yang terdapat di saluran pencernaan dari mulut kerongkongan hingga lambung. Ayah saya mengatakan, ada sariawan di mulut, kerongkongan hingga lambung. Di lambung memang beberapa kali sakit saat mencerna sesuatu. Kerongkongan memang terasa menyayat saat menelan sesuatu. Namun, saudara-saudara, sakit di mulut akibat sariawan sungguh menggelora, gelora anak muda. Saya tidak enak memberikan penjelasan negatif, tapi jelas sariawan bagaikan puncak penderitaan sakit saya kali ini. Kalau dihitung bisa mencapai 10 sariawan tersebar di seantero mulut saya. Sariawan itu demikiansakit hingga membuat bibir saya membengkak. Betul sekali, saudara-saudara, bengkak dan memerah. Mangap terasa sakit, senyum terasa sakit. Tentu kau tahu betapa lebar senyum saya biasanya. Semakin lebar, semakin sakit jadinya sariawan ini, bagaikan diiris cutter di sekitar mulut. Meski tidak sesadis itu namun sakitnya mendekati itu, agar mudah kau bayangkan.

Apa sih penyebabnya? Sekali lagi saya katakana bahwa saya tidak ke dokter karena takut bayar mahal sehingga tidak tahu diagnose dokter seperti apa. Bila anda punya kelebihan uang, saya sarankan untuk ke dokter saja, saya adalah contoh yang kurang baik. Atas diagnosa mandiri, disimpulkan sakit ini akibat salah makan. Ada suatu makanan nyaris basi yang saya lumat. Makanan itu bukan dari rumah, dari luar rumah, Ibu saya tidak ada kaitannya dengan ini. Atas dasar sayang bila dibuang, saya makan makanan tak berdosa itu, dan sepertinya hari itu Allah memberikan pelajaran, bukan Today is Yours, tapi That day is mine. Mungkin bukan mine yang artinya milik saya, tapi mine yang artinya ranjau darat. Buummm!! Meledak di perut ini.

Kata-kata hikmah untuk peristiwa itu adalah, bila uang kita terbatas, lebih baik makan nasi sebungkus dengan garam atau masako(bumbu penyedap rasa ayam atau sapi, untung tidak ada rasa biawak) daripada memakan makanan yang meragukan/Syubhat sehat atau tidak, bersih atau tidak. Bukan syubhat yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat para ulama, syubhat karena hati kecilmu mengatakan ,”Kayaknya jangan deh,bro”. Hati kecil tak sekedar mengurusi maksiat dan tidak maksiat, tapi perbuatan bodoh atau pintar juga.

Hikmah yang lain juga adalah, bila menjadi dokter atau pelayan masyarakat, berilah selalu alternative solusi yang lebar, artinya jangan mengerucut pada satu titik mahal. Biarkan konsumen yang memilih, konsultan jangan menetapkan sesuatu seperti Tuhan. Boleh merekomendasikan namun jangan menentukan.

Hikmah yang lain juga adalah ilmu tentang sariawan yang akan saya paparkan pada artikel selanjutnya.

Hikmah yang lain juga adalah jangan berlebihan dalam olahraga, itu akan merusak tubuh.

Selasa, 18 Januari 2011

Kisah Bisnis Pojok Tahu : Psikologi dan Motivasi Konsumen


Seperti yang diceritakan pada artikel sebelumnya tentang Pojok Tahu, kami berusaha berbisnis berjualan tahu di suatu FoodCourt. Bisnis ini mengalami suatu cobaan yang berat. Pendatang yang beli tidak banyak. Salah satu factor yang menjadi penyebab setelah kami analisis adalah factor psikologis.

Salah satu rekan satu foodcourt kami adalah tim penjualn nasi uduk tempe mendoan yang dijual bersama goring ayam,lele,dan perdagingan lainnya. Juga ada yang menjual nasi tutug oncom. Mereka sudah menjadi pengusaha di sana sejak bulan November sedangkan kami baru memulai bulan januari. Kami menjual suatu barang yang benar-benar berbeda yaitu cemilan berbentuk tahu pedas.

Beberapa usaha sudah diusahakan untuk menjual tahu tersebut, salah satunya adalah dnegan cara memberikan sampel gratis kepada konsumen yang kebetulan datang. Tapi sayang tahu pedas ini tak kunjung terjual. Sehingga dalam kepanikan kami sadar bahwa konsumen datang untuk makan berat. Motivasi itu terbentuk karena konsumen sebelumnya datang ke sana memang untuk makan berat, seperti sarapan atau makan siang. Kami dengan berani melawan arus dengan menjual cemilan. Akhirnya muncul beberapa menu seperti tahu guling(ada lontong di menu tersbeut ang menjadi pengganti nasi) atau nasi tahu abon. Namun tetap saja kami kalah karena makan siang yang dianggap makan siang adalah nasi dengan daging. Suatu alur pikir tersebut sudah terbentuk dikarenakan oleh produk yang sejauh ini sudah dijual. Hal ini juga selain karena design produk kami belum utuh.

Pun bila produk kami terjual, hanya akan terjual bila produk rekan sudah habis dan memang konsumen tidak punya pilihan lain.

Hikmah dari peristiwa ini adalah selalu amati dan selami proses berpikir dari konsumen. Kalau di mata kuliah kewirausahaan ada yang namanya buying process. Proses tersebut menjelaskan bagaimana suatu keinginan konsumen akhirnya bertemu dengan penjualan dan transaksi. Bila memang konsumen hadir untuk membeli makanan berat, maka jangan jual snack. Bila konsumen hadir untuk mengenyangkan perut, jangan hadirkan uatu makanan ringan. Ada tempat-tempat di mana target konsumennya adalah kalangan kaya yang hadir untuk melakukan wisata kuliner, maka yang dijual adalah keunikan, kekhasan, dan sensasi. Kita harus mampu mendalami perasaan konsumen.

Seharusnya motivasi konsumen tersebut dapat diedukasi dan diubah melalui promosi. Memang kami pun kurang sempurna dalam mengerjakan pemasaran. Kami belum melakukan penyebaran leaflet, pengumuman, atau pemasangan banner di depan foodcourt. Namun sekali lagi, promosi dan edukasi pun tidak akan sulit bila memang produk kita senada dengan kebutuhan dan perasaan dari konsumen. Sungguh pedagang harus punya perasaan yang peka.

Kisah Bisnis Pojok Tahu : Urgensi Design Produk


Bila dalam kisah bisnis saya yang sebelumnya, terdapat suatu hikmah, bahwa produk yang buruk bila dpasarkan sebagaimana rupa, tetap akan sulit untuk dijual. Saya mendapatkan pelajaran yang kurang lebih serupa.
Alkisah saya bersama kawan saya, mper dan fuad membuka warung makan di suatu Foodcourt depan UNPAD Dipati Ukur. Lokasi tempatnya amat strategis, dikarenakan tepat di depan into keluar gerbang mahasiswa dan depan BNI DU. Namun yang terjadi adalah produk kami hamper tidak ada yang membeli. Amat sedikit yang membeli produk kami. Terdapat banyak evaluasi mengapa itu terjadi. Salah satunya adalah kami belum kokoh dalam produk.
Kami berjualan susu rasa. Susu tersebut berasal dari susu murni BMC yang dicampur dengan sirop rasa strawberry atau moca. Dikarenakan penjualan yang masih buru-buru, kami belum sempat melakukan eksperimen dan pematangan produk. Saya panik karena tidak tahu cara membuat susu. Yang biasa membuat susu adalah mper dan mper sedang ada pertemuan dengan dosen. Akhirnya konsumen mengeluh bahwa susunya kurang manis. Bahkan saya harus mencicipi susu tersebut, suatu tindakan yang tidak lazim untuk pedagang. Sehingga hikmah dari hal tersbeut adalah, saat kita ingin menjual suatu produk, ada beberapa hal yang perlu dirancang, bila memang kita lah designer dari produk tersebut:
1.Nama dari produk yang bagus (tidak sekedar susu, tapi mungkin milk shake/milsquash)
2.Tampilan dan kemasan produk (misalkan dipasang strawberry segar untuk membuat susu menarik, juga ada suatu keharusan disajikan bersama tisu dan nampan)
3.SOP atau standard operational procedure dalam membuat produk tersbeut agar produk yang baik dapat selalu diulang proses pembuatannya.
4.Rasa yang telah teruji di pasaran dan dirasa akan laku karena disukai oleh calon konsumen
5.Harga yang pas tidak kemahalan pun tidak murahan. (bisa dilakukan dengan survey pasar)

Mungkin saya memberikan penekanan terkait rasa..promosi memang membuat pembeli datang, tapi yang menentukan terjadi tidaknya repeat purchasing adalah rasa. bIla design produk demikian bagus dan rasanya enak, maka konsumen akan jatuh cinta dan akan membeli terus. Maka terkait rasa, mungkin memang perlu melibatkan ahlinya, dari SMA kejuruan masak atau universitas di bidang kuliner..

Demikinan sementara nantikan artikel berikutnya tentang aspek psikologi khususnya motivasi konsumen yang harus dipertimbangkan.

Sabtu, 01 Januari 2011

Audit Rohis


Latar belakang dari proses ini adalah betapa masih banyaknya SMA yang belum memiliki rohis. Di samping itu banyaknya kegiatan yang melibatkan SMA-SMA yang dilakukan oleh organisasi. Amat sayang bila SMA-SMA tersebut yang sudah terkoneksikan, dan didapatkan CP nya,tidak lantas diajak untuk membangun rohis di sana. Kemudahan koneksi itu akan sangat memudahkan proses perintisan rohis.

Proses dari audit rohis tersebut adalah sebagai berikut:
1.Mendata siapa peserta yang sudah terhubung dengan organisasi. Misalnya mengikuti kegiatan syiar yang dilakukan organisasi, training, bimbingan belajar atau apapun. Intinya mendapatkan data.Data-data tersebut meliputi nama, asal SMA, no.kontak, alamat email dan data-data lainnya yang akan memudahkan komunikasi.
2.Cek apakah SMA tersebut sudah ada rohis atau belum, bila belum tunjuk satu perintis untuk merintis. Dimana proses perintisannya adalah sebagai berikut:
a.Ajak ngobrol sang siswa SMA. Minta yang bersangkutan bercerita tentang keadaan
SMA nya apakah sudah ada rohis atau belum.
b.Bila memungkinkan, ajak ia untuk membangun rohis bersama dengan cara
mengajaknya mengikuti mentoring khusus di organisasi, dan minta ia mengajak
teman-teman satu sekolahnya untuk ikut mentoring khusus tersebut.
c.Lalu dilanjutkan dengan proses perintisan rohis sebagaimana prosedur
perintisan menjelaskan.

How To Start a Batalyon


Umumnya program mentoring dilakukan secara serentak oleh sekian banyak mentor dan sekian banyak adik mentor. Pengurus dipaksa untuk bekerja keras membuat 10 kelompok mentoring berjalan secara bersamaan. Itu adalah hal yang berat dikarenakan pengurus harus memastiakn 10 orang bekerja dengan baik dan 100 adik mentor hadir di pembinaan. Diperlukan suatu sosok pemimpin yang kokoh dalam memimpin 10 orang mentor ini, kita namakan dia Danmen atau komandan mentor.

Tantangan pertama yang dialami oleh danmen adalah menjalankan semua mentoring dengan baik. Bila danmennya lemah, tentu mentornya juga akan lemah. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan danmen dalam starting engine(memulai pembinaan) adalah:
-mentor lalai dan tidak menjalankan mentoring
-adik mentor tidak datang
-mentor tidak berusaha untuk mengajak adik mentor yang tidak datang


Ini adalah masa-masa yang kritis, peserta mentoring umumnya baru kali itu merasakan mentoring dan bila mendapatkan tindak tanduk mentor yang tidak patut diteladani, mereka akan malas untuk pembinaan islam. Tentu saja bila mentornya terkesan malas, adik mentornya pun akan malas.

Ditegaskan di awal bahwa fase awal dalam strating engine ini mempunyai satu tujuan, mentoring berjalan stabil hingga beberapa pertemuan.

Danmen harus bertindak cepat. Dan diakarenakan tindakan hgarus cepat, data pun harus sampai dengan cepat. Berikut adalah hal-hal yang dilakukan oleh danmen:
-mendata setiap keberjalanan mentoring sepekjan sekali, dapat dilakukan dengan bantuan seorang sekretaris. Yang dilakukan adalah bertanya kepada mentor, apakah mentoring berjalan? Bila berjalan siapa saja yang hadir
-Mendeteksi masalah mengapa mentoring tidak berjalan. Penyebab masalah dapat amat bervariasi, bisa merupakan kesalhan adik mentor maupun kesalahan mentor
-Bila mentor adalah penyebab permasalahannya, maka segera ambil tindakan. Bisa dengan memberikan rekomendasi solusi, misalkan permasalahannya adalah tidak ada pulsa untuk mengajak adik mentor, maka perlu dicari cara sehingga pulsa bisa didapatkan.
-Bila mentor tidak ada itikad baik dalam menyelesaikan masalahnya, segera pecat dan ganti dengan orang lain. Misal mentor tidak mau membalas sms.
-Bila permasalahannya terdapat pada adik mentor, maka mentor diminta untuk menyelesaikan masalahnya. Misal adik mentor tidak bisa hadir karena jauh, maka rekomendasikan agar tempat mentoringnya berpindah. Bila permasalahan adik adalah malas, maka mentor diminta untuk bersabar dalam mengajak. Mentor harus memotivasi hingga hidayah datang kepada adik mentor. Tentunya sambil melakukan berbagai dakwah fardhiyah, dan pendekatan lain.


Hal ini perlu dilakukan secara disiplin setiap sepekan sekali, bahkan lebih sering dan ketat. Ketegasan perlu dimiliki oleh danmen dan jangan sampai ada perasaan tidak enak kepada mentor bila memang perlu memecat mereka. Namun yang paling penting danmen harus mempunyai iman yang kuat, haus akan amal dan pahala, serta mempunyai ambisi kuat untuk memberikan yang terbaik bagi Allah, yaitu kehadiran mentoring 100%.

Tim Pemasti Regenerasi


Salah satu permasalahan organisasi yang tidak pernah hilang dari peradaban adalah tidak adanya penerus dari suatu jabatan. Suatu organisasi akan hancur luluh lantak berantakan saat pejabat yang baik tidak ditemukan setelah pejabata sebelumnya pergi. Sehebat apapun suatu pemegang jabatan, organisasi pasti hancur saat tidak ada penerusnya. Tapi bila suatu pemegang jabatan buruk dalam memegang jabatan, harapan masih tetap ada bila generasi penerusnya ada. Sehingga perlu ada seseorang yang memegang peran penting ini. Mencari penerus.

Dalam suatu organisasi tentu ada suatu bagian yang mengelola sumber daya manusia. Salah satu cara untuk mencegah generasi yang hilang adalah terdapat seseorang yang bertanggung jawab sehingga setiap amanah pasti ada penerusnya. Kita Sebut diua PJR/ Penanggug Jawab Regenerasi. Strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

Setiap jabatan harus memiliki tiga calon pejabat. Di mana tiga calon tersebut dibina secara intensif oleh orang yang memegang jabatan itu sekarang. Program pembinaan dapat berbentuk apapun. Namun yang harus disepakati di awal adalah, si pejabat harus me-list/ menulis apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh calon agar siap menjabat di periode selanjutnya. Misalkan setelah dirunut muncul menjadi 10 kompetensi. Kompetensi tersebut dapat berasal dari referensi kompetensi pejabat sebelumnya. Maka secara berkala pejabat mendidik ketiga calon agar memiliki kompetensi tersebut. Pendidikan yang dilakukan dapat berbentuk training atau mentoring atau metode kreatif lainnya. Tugas PJR adalah memastikan agar terjadi proses belajar mengajar yang baik antara pejabat dan calon. PJR mengecek apakah ke-10 kompetensi telah berhasil diwariskan sebelum jatuh batas waktu.

Dari ketiga calon tersebut dapat dipilih mana yang terbaik. Dua calon yang tidak terpilih dapat diposisikan untuk menjabat di cabang organisasi baru di wilayah lain.

Harapannya hilangnya penerus akan dapat dihindari.

Merancang Suatu Pembinaan


Merancang suatu pembinaan adalah pekerjaan yang sulit bila pelakunya tidak memiliki suatu pola yang tepat. Berdasarkan pengalaman dari penulis, perancang suatu program pembinaan, baik itu training satu pertemuan, pembinaan satu semester, atau bahkan satu buah sms tausyiah, umumnya sering melakukan kesalahan sebagai berikut (yang kerap dilakukan penulis pula):
-Bingung oleh metode
-Lupa bahwa yang harus dicapai adalah kompetensi dari peserta pembinaan
-Lupa dalam hal evaluasi keberhasilan

Disimpulkan suatu cara yang tepat dalam merancang pembinaan adalah mengikuti tahap sebagai berikut.
-Tentukan tujuan dari program
-Tentukan kompetensi yang ingin diberikan kepada peserta
-Tentukan metode dan kemasan penyampaian kompetensi
-Rancang Teknis dan Jadwal
-Tentukan kebutuhan sumber daya
-Tentukan metode evaluasi
-Tentukan follow up atau tindak lanjut setelah program selesai


Misalkan bila ingin merancang training satu hari, yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
-Tentukan tujuan dari program
Tujuan dari training adalah menciptakan siswa yang rajin belajar
-Tentukan kompetensi yang ingin diberikan kepada peserta
Kompetensi yang ingin diberikan adalah motivasi untuk belajar
-Tentukan metode dan kemasan penyampaian kompetensi
Metode penyampaian adalah ceramah satu jam

-Rancang Teknis dan Jadwal
Jadwalnya jam 07.00 ceramah sampai jam 08.00

-Tentukan kebutuhan sumber daya
Butuh seorang pembicara yang ahli dalam motivasi, misalnya mario teguh. Sumber daya yang digunakan pun tidak hanya pembicara, misalkan kebutuhan sumber daya logistik,keuangan, bahkan sumber daya panitia lain.
-Tentukan metode evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara membuat kuesioner dan meminta peserta membacanya
-Tentukan follow up atau tindak lanjut setelah program selesai
Membuat suatu program reuni bulanan alumni program pembinaan ini.

Ada beberapa rambu dan ule of thumb dalam merancang pembinaan ini:
-Satu materi tidak harus untuk satu kompetensi, bisa saja satu materi memuat 2 bahkan lebih kompetensi yang akan diberikan
-Metode yang dilakukan tidak harus ceramah dan dapat divariasikan, disesuaikan kemasannya dnegan permintaan dari pasar.
-Metode evaluasi adalah hal yang sulit namun penting untuk diterapkan
-Perlu mempunyai referensi rancangan pembinaan yang telah dirancang oleh orang lain.


Dengan menerapkan panduan ini diharapkan tidak terjadi kebingungan dalam merancang suatu program pembinaan.

Resepsionis dan Manajemen Tamu


Suatu organisasi tentu akan menerima arus manusia yang kencang. Entah itu tamu, atau orang lewat. Organisasi ibarat sebuah ruangan, maka akan mungkin ada orang yang memasuki ruangan tersebut. Amat berbahaya bila tidak ada sistematika yang mengatur bagaimana orang yang mampir. Bisa jadi orang tersbeut membawa suatu potensi keberhasilan KARISMA, tapi malah tidak dibiarkan masuk sehingga ia pergi.

Contoh mudahnya adalah tamu. Saat tamu datang, maka organisasi harus mampu:
-melakukan pencatatan tamu tersebut. Agar nantinya mudah untuk dikontak ulang
-memberikan kesan yang baik terhadap tamu
-Sesuai dalam adab menerima tamu


Maka perlu suatu SOP/ standard operasional prosedur dari organisasi tersebut dalam menerima tamu. Dengan adanya SOP tersebut, setiap tamu yang datang akan diperlakukan sama sesuai karakteristik tamunya sehingga dicapai tujuan organisasi. Hal tersebut mencegah kesalahan terjadi.

Untuk KARISMA sebaiknya terdapat suatu SOP dalam menerima tamu:

Bila orangtua yang hadir, maka ceritakan tentang KARISMA. Tawarkan program pembinaan, arahkan untuk mengikuti salah satu program, catat nomor kontaknya. Beri Jamuan makanan ringan.

Bahkan mungkin dapat dibuat suatu kit penerima tamu, yaitu buku profil karisma, buku tamu, makanan ringan, minuman ringan.

Memperlakukan tamu dengan baik adalah salah stau adab dalam islam.

Perubahan struktur Pengelolaan Rohis pada suatu Kota

Terdapat suatu strategi manajemen untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Strategi tersebut adalah memecahnya. Misalkan PLN terdiri dari PLN cabang Jawab Barat dan Banten dan cabang daerah lainnya. PLN terdapat dalam satu komando. Bila perusahan PLN memiliki raport yang buruk, keburukan tersebut akan menjadi citra untuk keseluruhan cabang, sehingga investor enggan untuk menyuntik dana segar. Maka ada strategi untuk memecah PLN menjadi banyak PLN. Sehingga yang ada bukanlah PT. PLN, melainkan PT PLN Bandung, PT PLN Jawa Barat dan seterusnya. Setiap PLN mempunyai tanggung jawabnya masing-masing dalam mengembangkan perusahaannya. Pemisahan manajemen tersebut mencegah “virus kerusakan” menyebar antara wilayah. Sehingga bila ternyata keruangan yang korup terdapat pada daerah x, maka budaya tersebut diharapkan tidak menyebar ke Y dikarenakan X dan Y berbeda manajemen.

Namun strategi itu bisa kita balik. Bila strategi tersebut mencegah penyebaran kerusakan dengan cara memecahnya, kita bisa menyatukan perusahaan atau salah satu divisi perusahaan dengan menggabungkannya.

Struktur pengelolaan rohis sejauh ini mengikuti struktur berikut. Saya ambil contoh rohis yang dikelola KARISMA. KARISMA mengelola SMK 9, SMA Al-Ghifari, SMA Taruna Bakti, SMA Pasundan 9, dan SMA Pasundan 5. Umumnya fungsi minimum dari rohis adalah Divisi Syiar dan Divisi Tarbiyah. Divisi Syiar melakukan dakwah ke selain anggota rohis,Divisi Tarbiyah melakukan penguatan internal ke dalam tubuh Rohis, penguatan keislaman anggotanya.

Photobucket

Divisi yang menjadi nyawa dari dari rohis adalah divisi Tarbiuyah,saat divisi ini mati, maka anggotanya juga lemah, dan syiar bahkan tidak mungkin bergerak. Maka divisi ini menjadi prioritas pertama yang harus dikembangkan. Namun tantangannya semua rohis tersbeut berada pada masa pertumbuhan awal, dan masih banyak kekuarangan di sana sini. Beresiko terlalu tinggi bila divisi yang penting seperti tarbiyah tersebut dikelola oleh manajemen yang masih tumbuh. Maka agar divisi tersebut menjadi kuat, pengelolaannya tidak disebar melainkan disatukan, sedangkan pengelolaan syiar tetap disatukan. Sehingga strukturnya akan berubah menjadi sebagai berikut.

Photobucket

Sehingga masing-masing rohis tidak perlu memikirkan tarbiyah dan pembekalan anggota, rohis hanya perlu memikirkan pengelolaan syiar. Semua pembinaan anggota rohis dipusatkan di KARISMA. Tiap rohis tidak perlu pusing memikirkan LKO, Training, Kajian, Mentoring, semua itu dikelola secara terpusat di KARISMA, para anggota rohis tinggal hadir dan, menikmati pembinaan. Inilah yang dimaksud dengan konsep KARISMA sebagai mahad/pesantren/pusat pembinaan bagi rohis sekota Bandung (Peran tersebut dapat dikelola organisasi lain, esensi yang ingin didapat adalah pemusatan agar mendapat mutu yang lebih baik)

Bila rohis sudah tumbuh, maka perlahan fungsi Tarbiyah dapat dikembalikan pada rohis.

Sehingga struktur Divis Jaringan/ Binsus harapannya memiliki tim baru yaitu tim: MSDR :manajemen sumber daya rohis:

Photobucket

Saat tim jaringan rohis mengomando rohis se bandung agar syiar islam makin kencang. Dan tim perintis rohis berusaha merintis rohis baru sebanyak mungkin. Tim MSDR membina pribadi anggota rohis yang telah terintis agar menjadi da’i yang tangguh.

NB:Cara seperti ini pun menyelesaikan permasalahan administrative dengan sekolah. Rohis atau calon rohis dibina dahulu di organisasi tanpa menunggu administrasi dengan sekolah selesai. Ketika sekolah sudah siap menerima rohis, sang anggota rohis sudah terbina dengan baik dan tinggal menumbuhkan rohis dengan cepat. Pun bila koordinasi dengan pihak sekolah terkendala atau tertunda, pembinaan anggota rohis bisa tetap berjalan. Karena pembinaan tidak dilakukan di sekolah melainkan di basecamp pongelola rohis kota.

Knowledge Management System untuk KARISMA dan dakwah Kota Bandung

Nonaka memiliki Teori SECI. Serta ulasan yang dilakukan oelh Nadia Mirasti

Sosialisasi :Perubahan Tacit menjadi tacit melalui on job training, observasi, peniruan, praktek. Dilakukan melalui interaksi sepanjang waktu. Peniruan-peniruan tersebut dimaksudkan agar knowledge tacit dapat berpindah.

Eksternalisasi:Tacit dapat diubah menjadi explicit melalui proses dialog dan pemikiran bersama. Perubahan tersebut dilakukan dengan bantuan metafora, analogi, konsep, hipotesis, atau model. Menulis adalah salah stau cara mengubah tacit ke explicit. Namun tak sembarang tulisan tentunya. Tulisan yang dibuat baiknya harus mampu menggerakkan orang dan diikuti oleh orangnya.

Kombinasi : Explicit dapat diubah menjadi explicit melalui kombinasi menjadi suatu pengetahuan yang lebih kompleks dan sistematis.

Internalisasi:Explicit menjadi tacit dilakukan melalui pengalaman langsung sehingga pengalaman itu menjadi endapan di benak pekerja.

Tujuannya adalah bagaimana sehingga knowledge dari suatu organisasi berkembang dan dimanfaatkan untuk keuntungan organisasi. Knowledge tersebut merupakan aset yang tidak boleh hilang. Organisasi yang buruk adalah organisasi yang mengandalkan satu orang untuk dapat berjalan. Sesungguhnya yang dibutuhkan bukanlah orang tersebut melainkan knowledge-nya. Maka urgensi dari mengelola knowledge dan membuat suatu mesin penyimpan knowledge adalah agar organsiasi bisa terus berjalan dan tumbuh meski orangnya berganti. Segala kesalahan yang berbuah knowledge tidak perlu terulang oleh generasi berikutnya.

Maka yang perlu dilakukan adalah:
1.Melakukan strukturisasi dari knowledge yang ada pada organsiasi. Misal ada knowledge dalam hal manajemen/pengajaran

Photobucket

2.Melakukan pemilahan mana knowledge yang tacit dan explicit. Contoh Knowledge yang tacit adalah motivasi, Contoh knowledge yang eksplisit adalah cara membuat surat.
3.Identifikasi orang yang memiliki knowledge tersebut:
4.Mengubah sebanyak mungkin tacit menjadi eksplisit. Standarisasi pola pengubahan tersebut.
5.Simpan knowledge eksplisit pada suatu metode penyimpanan yang rapi. Data storage yang baik adalah mudah menyimpan dan mudah mencari kembali.
6.Pastikan setiap anggota menyerap knowledge yang diperlukan sebelum melakukan aktivitas organisasi .(Bab ini merupakan wewenang Manajemen sumber Daya Manusia)
7.Knowledge tacit yang tidak bisa diubah menjadi eksplisit perlu dicari cara mentransfernya. Dan pola transfer tersebut dijadikan baku.
8.Pun knowledge yang eksplisit harus ditentukan cara menyebarkannya. Penentuan cara belajar perlu dibantu oleh praktisi di bidang pendidikan
9.Pemberian tanda suatu knowledge yang kadaluarsa. Misalkan di samping namanya tertera kalimat:Kadaluarsa dan bila mengklik kata kaduluarsa tersbeut dapat dijelaskan riwayat mengapa menjadi kadaluarsa. Misalkan ilmu menyetir andong, karena andong sudah jarang,ilmu tersebut menjadi kadaluarsa dan digantikan perannya oleh ilmu lain. Namun knowledge tersebut tidak dihilangkan karena suatu waktu akan diperlukan kembali.

Photobucket

Setiap artikel atau media belajar disimpan dalam suatu storage. Dari tabel di atas, pengguna dapat langsung mengakses melalui klik pada kata yang ada di sana. Misalkan pengguna ingin membaca artikel tentang cara membuat keindahan leaflet, maka dengan meng-klik kata “baca artikel” di atas dapat langsung masuk pada window artikel dan membacanya.

Tabel tersebut diupdate setiap setahun atau satu semester sekali. Jenis knowledge akan terus berkembang seiring perkembangan organisasi. Diperlukan satu orang knowledge manager yang mengelola sistem ini. Di selang waktu antara update tahunan, knowledge manager dapat melakukan pengamatan terhadap kegiatan organisasi dan melakukan penyerapan knowledge sedikit demi sedikit.

Bila organisasi sudah mampu berkembang lebih pesat, dapat dilakukan update yang lebih sering yaitu sebulan sekali. Atau yang lebih ideal, tentu dilakukan update terus menerus seiring kegiatan demi kegiatan yang menghasilkan knowledge baru.
Sehingga disimpulkan kegiatan dari knowledge manager:
1.Mendeteksi apa knowledge yang muncul serta siapa pemiliknya.
2.Mendokumentasikan knowledge tersebut.
3.Ubah knowledge menjadi eksplisit lalu dokumentasikan
4.Simpan dalam database sesuai struktur knowledge yang telah ditentukan
5.Identifikasi cara mengajarkan dan cara transfer knowledge antar personal
6.Lakukan kombinasi knowledge menjadi knowledge yang baru. (Hal ini dilakukan dengan mengamati apakah ada knowledge yang harus diedit/dihilangkan/ditambah dengan cara memandang semua knowledge yang berhasil dikumpulkan, secara menyeluruh)
7.Lakukan sosialisasi setiap saat

Dinamika dari sistem ini yang akan terjadi dapat berupa:
1.Knowledge yang ditambah terus menerus
2.Kerumitan dalam hal mengorganisir struktur knowledge
3.Knowledge hilang karena dihapus
4.Knowledge yang bergabung menjadi knowledge baru

Maka struktur dari knowledge akan berubah terus menerus

Knowledge management ini akan menjadi percuma bila tidak ada dukungan struktural dan kultural. Sehingga perlu ada kebijakan organisasi sebagai berikut:
1.Sebelum menjalankan peran organisasi, anggota harus tuntas mempunyai knowledge yang tersedia.
2.Pembiasaan budaya belajar di organisasi.
3.Koordinasi yang kuat dengan manajer sumber daya manusia sehingga manusia yang dibina memiliki knowledge yang telah dikumpulkan.
4.Perlu ada kesiapan dari setiap anggota organisasi untuk mau berbagi knowledge yang telah dimiliki.
5.Perlu ada suatu sistem yang mahir dalam mendeteksi orang yang memiliki knowledge.
6.Perlu ada sikap sportif bila knowledge yang ada dihapuskan dan diganti oleh knowledge lain yang lebih baik.