Senin, 29 Desember 2008

Al-Qur'an tanpa Tafsir

Sesaat setelah membeli game ps2, saya pergi ke masjid untuk sholat isya berjamaah. Masih ada sisa beberapa menit menuju adzan, kucari Qur'an untuk sedikit baca-baca.

Banyak sekali Al-Qur'an yang berjajar di lemari buku masjid tersebut. Namun tak satu pun Al-Qur'an yang ada terjemahannya.

mengapa kok bisa begitu?

Saya teringat perkataan mentor saya yang dahulu, kang Hartanto.. Bahwa Al-Qur'an itu memang Asy-Syifa, penyembuh, namun itu baru optimal khasiatnya hanya jika kita mengerti artinya dan paham tafsirnya. Untaian huruf hijaiyyah itu baru sempurna bila kita paham makna dibalik itu semua. Bila kita paham apa yang Allah katakan melalui Jibril lalu masuk ke relung hati Muhammad, keluar dalam untaian kata, dihapal para sahabat lalu dibukukan dalam masa kekhalifahan Utsman, dan tertahan keasliannya hingga kita bisa baca sekarang.

Jadi ingat, zaman dahulu menafsirkan arti Al-Qur'an itu dianggap kriminalitas dan bisa mendapat kurungan di rumah tahanan.

Jadi ingat Snouck Hugronje menyarankan pada kaum penjajah bila ingin tetap bercokol di Indonesia, jauhkan inlander dari Al-Qur'an.

Jadi ingat apa yang mentor saya bilang kemarin.. Islam itu agama perlawanan. Negara-negara terjajah bisa bangkit saat ideologi Islam merasuk ke dalam jiwa-jiwa itu.

Ya..kaum penjajah saja paham akan kekuatan Al-Qur'an.

Andai kita dalam keadaan terjajah sekarang ini,.Terjajah? betapa kayanya Indonesia tak membuat kaya rakyatnya.

andai kita dalam keadaan terjajah sekarang ini,.terjajah?Ada lagi yang punya bukti bahwa kita dalam keadaan terjajah??

Tidak ada komentar: