Rabu, 17 September 2008

Manusia Makhluk Halus

suatu hari saya sedang duduk menikmati masa muda di sekre Karisma ITB..

matahari terus terbenam lelah menyinari nuansa manusia, sekere pun kian bertambah gelap. Bersama Kang IKhsan Informatika ITB'05, saya seperti tak sadar dengan kegelapan yang mulai menyeruak.

Tiba-tiba kang Faris FT'05 datang dan, "kok gelap-gelapan sih?" beliau menyalakan lampu. Serentak saya dan kang IKhsan terkaget-kaget,,"oh iya ya.." kami seakan tak sadar bahwa kami kini berada dalam gelap..

dari sana saya berpikir,manusia adalah makhluk yang amat halus(bukan makhluk halus),,manusia tak bisa diubah secara karbitan fast track. Secara paksa dan cepat. Kita cenderung kaget saat dari terang langsung berubah jadi gelap..Namun kita nyaman-nyaman saja saat dari terang berangsur smoothly menjadi gulita(gelap gulita). Dan tak sadar bahwa kini sudah terlingkupi kegelapan..

Manusia memang begitu karakternya. Memang begitu cara kerjanya. Memang begitu desainnya. Sehingga TUhan yang ciptakan kita amat melarang saat kita terbiasa melakukan kesalahan-kesalahan kecil..Karena itu adalah kegelapan yang berangsur mencuri cahaya..Hingga akhirnya cahaya benar-benar tak bersisa. HIngga akhirnya tak ada perbuatan baik yang bisa kita lakukan. Dan kita nyaman dengan itu.

Manusia itu makhluk yang halus.

Apakah teorema tersebut gugur untuk satu kasus? Ada pengecualian? Cinta pada Pandangan pertama? ya bisa jadi.KIta ambil satu contoh cinta manusia untuk manusia. Bukan hal baru saat kita tiba-tiba saja tertarik pada seseorang. Tiba-tiba merasa seakan orang itu akan menjadi pusat dedikasi kita..Sebelumnya kita sama sekali tak mengenal dia. Just suddenly appear..

Namun saya lebih percaya bahwa hal tersebut juga smoothly terjadinya..Tuhan-lah yang kondisikan semuanya hingga muncul puncak pada saat kita pertama memandang dia. TAk ada yang instant. MUngkin sebelum puncak itu tiba. TUhan kondisikan lingkungan dulu.

Misal dunia terasa begitu indah, bunga-bunga bermekaran,,burung-burung berkicau..Lalu kita berpikir,andai di salah satu bunga tersebut ada yang bisa menemani terus saya, dan tiba-tiba bertemulah kita dengan seseorang yang seindah bunga, secermelang mentari..DAn kita berpkir,"dialah jawabannya." cinta pada pada pandangan pertama....

tak ada yang instant..Kiamat pun perlu tahap. Dari Imam Mahdi sampai sangsakala. Zina pun perlu tahap, dari pegangan tangan hingga akhirnya ......

tapi bukankah ada orang yang mampu berzina dengan orang yang baru saja ditemuinya di diskotik?? Teorema ini gugur?

perjalanan panjang cinta kita
"sekejap" kau hancurkan selamanya
inikah takdir untukku
dicintai 'tuk disakiti
(ari, dicintai 'tuk disakiti)

tak ada yang sekejap

Tidak ada komentar: