Selasa, 15 Februari 2011

MENGINSAFI MAKNA EKONOMI YANG SEBENARNYA

Ekonomi, bagi saya member makna suatu ilmu yang menjamin aliran kesejahteraan di suatu wilayah. Wilayah di sini dapat bermakna apapun, Kota, Provinsi, atau bahkan negara. Di Jurusan Planologi ITB terdapat matakuliah yang membahas ekonomi kota. Di Teknik Industri ITB terdapat mata kuliah yang membahas ekonomi secara umum.

Ekonomi menjamin kesejahteraan mengalir di secara baik di suatu wilayah. Kesejahteraan ini bagi saya berarti bahwa suatu masyarakat dapat mencukupi kebutuhan dasarnya sehingga dapat beribadah maupun bemuamalah secara baik sesuai perintah dien. Kesejahteraan dapat dilihat dari masyarakat yang mampu membeli tiga kebutuhan pokok yaitu sandang, pangan, dan papan. Kesejahteraan pun dapat dilihat dari kesanggupan masyarakat dalam mengakses dan memenuhi pendidikan serta kebutuhan ibadah.

Prinsip kerja ekonomi sudah ada sejak zaman barter atau natural dahulu kala, tanpa perlu ada sarjana ekonomi yang mengkoordinasikan itu semua. Seiring perkembangan zaman, penulis memperkirakan terdapat kekacauan dalam pemenuhan kesejahteraan tersebut. Misalkan aliran kesejahteraan hanya terpusat pada segelintir orang sehingga orang lainnya terpakasa hidup merana. Menyikapi hal tersebut, muncullah sistem ekonomi yang mempelajari peristiwa tersebut dan manusia berusaha mengelolanya.

Sitem ekonomi bemunculan, liberalis, atau sosialis, atau sistem ekonomi Islam. Kesemua sistem tersebut berebut mengelola masyarakat dunia dengan suatu kepercayaan sistem mereka lah yang akan berhasil membawa manusia menuju kesejahteraan.
Mudah bila ingin menilai perekonomian suatu negara baik atau tidak, cukup melihat dari kesejahteraan masyarakat yang mendiami negara tersebut. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut negara melakukan berbagai usaha. Usaha yang dilakukan oleh Indonesia dapat terlihat dari struktur kementrian Ekonomi berikut:

1.Kementerian Keuangan
2.Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
3.Kementerian Perindustrian
4.Kementerian Perdagangan
5.Kementerian Pertanian
6.Kementerian Kehutanan
7.Kementerian Perhubungan
8.Kementerian Kelautan dan Perikanan
9.Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
10.Kementerian Pekerjaan Umum
11.Kementerian Riset dan Teknologi
12.Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
13.Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
14.Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
15.Kementerian Badan Usaha Milik Negara
16.Instansi lain yang dianggap perlu

Manusia berdagang, manusia melakukan riset dan teknologi dengan tujuan utama yang satu dan jelas yaitu kesejahteraan masyarakat.

Penyakit dasar dari suatu organisasi yang umum menjangkit adalah ketidakpahaman akan esensi pekerjaannya sehingga membuat pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai kebutuhan. Kementrian memang berusaha untuk mencapai angka demi angka indikator yang menunjukkan perekonomian itu baik dan itu member makna bahwa masyarakat sejahtera. Namun yang menjadi masalah adalah apa benar semua indikator itu berbunyi sesuai bunyi masyarakat? Ataukah itu bunyi benda lain sementara masyarakat dibungkam untuk tetap diam dalam kemiskinan?

Pertumbuhan ekonomi yang pesat adalah hal yang baik. Peningkatan GNP dan GDP Indonesia pun adalah sesuatu hal yang membanggakan. Namun apa gunanya itu semua bila masyarakat tetap miskin, jauh dari sejahtera. Mungkin ada yang salah dengan cara kita mengelola ekonomi. Mungkin yang kita lakukan selama ini adalah mengejar angak demi angka bukan mengejar kesejahteraan masyarakat. Mungkin beberapa indikator kerja perlu diubah sehingga memang sesuai menggambarkan kondisi masyarakat sejelas-jelasnya.

Tidak ada komentar: