Hari ini saya terjebak dalam suatu amarah kecil, sehingga
karena amarah itu saya mengucapkan dengan sedikit keras, “Maaf saya tidak tahu.” Dan
Allah bagai menghukum saya dengan kegelisahan hati yang tak kunjung usai
seharian itu. Badan lelah bagai tak bertulang. Pikirna suntuk ngantuk bagai
habis ronda. Allah seperti tidak mau saya barang sedikit untuk bersikap “tidak
menyenangkan” akibat kekeruhan hati di dalam dada.
Sejauh hidup saya, memang saya berusaha tidak membuat orang
tidak nyaman dengan perilaku, meski mungkin banyak yang nyatanya tidak berkenan
dengan perilaku saya. Usaha tetaplah usaha dan kegagalan berteman akrab dengan
ikhtiar. Saya beberapa kali menjadi orang yang menyebalkan, salah satunya pada
momen yang saya ceritakan pada bait di atas.
Saya teringat sebuah komik berjudul “Dandoh”. Komik tersebut
bercerita tentang seorang pegolf yang hatinya bening bagai kaca tanpa pikiran
negatif barang satu quark pun. Kebeningan hati itu membuat ia berpengaruh dan
mengubah banyak orang. Itu cita-cita saya kalau mau divisualisasikan menjadi
komik, menjadi orang yang berhati bening tanpa pikiran dan rasa tak enak pada
kawan.
Peristiwa di atas semoga menjadi titik pemacu untuk mencapai
mimpi saya tersebut. Saya bertekad untuk tidak menyimpan perasaan negatif dalam
hati ini. Saya anggap hati bagai gelas, terserah kita mau diisi kopi atau susu.
Tapi saya akan memilih untuk mengisinya dengan air mineral yang murni. Tak
memberi ruang sedikitpun untuk sombong, dengki, meremehkan, merendahkan,
mencibir, tinggi hati, acuh tak acuh, egois enak sendiri. Agar jangan sampai
ada yang mengatakan bahwa tidak ada lagi orang yang berakhlak baik di bumi ini.
1 komentar:
Like
Posting Komentar