Banyak sekali hikmah yang terkais oleh peristiwa pertarungan bisnis kemarin. Alkisah saya dan kawan saya berusaha untuk menjual makanan tradisional. Makanan tradisional tersebut adalah bola-bola comro,misro,dan onde-onde. Onde-onde cukup inovatif yaitu berisikan keju atau coklat. Namun bisnis tersebut kurang berjalan lancar. Ada beberapa hikmah yang didapat:
Hikmah pertama adalah gunakan analisis yang mantap dan kokoh ketika akan memesan jumlah makanan. Jumlah yang dipesan adalah 3000 butir di mana infrastruktur untuk mampu menjual sebanyak itu belum dimiliki. Sehingga pemesanan jumlah makanan mungkin bisa merangkak naik dari jumlah sedikit sampai akhirnya banyak. Misalkan berlatih menjual 500 dahulu.
Hikmah kedua adalah pemilihan supplier yang tepat. Supplier yang tepat dalam arti kita harus mampu memilih produsen produk kita yang akan kita jual. Alangkah baiknya bila supplier memiliki determinasi dalam prestasi. Alangkah baiknya bila supplier mampu berdisiplin terhadap pesanan. Ketika diminta untuk menyiapkan produk pada jam 15.00, maka supplier harus mampu tepat waktu dan tepat janji.
Sebelum menjual produk, kita harus yakin benar dengan produk yang akan kita jual. Merasakan produknya, menyentuh produknya, dan menilai produknya adalah suatu standar awal sebelum melakukan proses penjualan. Dari penginederaan yang dilakukan terebut, insting kita akan dapat menentukan apakah produk akan laku di pasaran. Kalaupun laku, dalam jumlah berapa. Kalaupun laku berapa harga yang cocok.
Bola comro dan onde umumnya laku dijual dengan harga Rp 500, atau Rp 3000 untuk satu paket.
Rasa takut itu hadir di awal waktu saja. Sedangkan setelah sentuhan kesekian, kita akan berani dalam menjual dan mempresentasikan produk kita kepada pelanggan.
Dahulukan penciptaan produk yang baik, baru setelah itu memikirkan metode pemasaran.
Demikianlah hikmah yang berhasil didapat, semoga dari hikmah ini kelak akan berbuah prestasi yang lebih dahsyat di kemudian hari. Mari sholat Dhuha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar