Minggu, 20 Mei 2012

bahkan berkeruh hati pun ku tak boleh


Hari ini saya terjebak dalam suatu amarah kecil, sehingga karena amarah itu saya mengucapkan dengan  sedikit keras, “Maaf saya tidak tahu.” Dan Allah bagai menghukum saya dengan kegelisahan hati yang tak kunjung usai seharian itu. Badan lelah bagai tak bertulang. Pikirna suntuk ngantuk bagai habis ronda. Allah seperti tidak mau saya barang sedikit untuk bersikap “tidak menyenangkan” akibat kekeruhan hati di dalam dada.

Sejauh hidup saya, memang saya berusaha tidak membuat orang tidak nyaman dengan perilaku, meski mungkin banyak yang nyatanya tidak berkenan dengan perilaku saya. Usaha tetaplah usaha dan kegagalan berteman akrab dengan ikhtiar. Saya beberapa kali menjadi orang yang menyebalkan, salah satunya pada momen yang saya ceritakan pada bait di atas.

Saya teringat sebuah komik berjudul “Dandoh”. Komik tersebut bercerita tentang seorang pegolf yang hatinya bening bagai kaca tanpa pikiran negatif barang satu quark pun. Kebeningan hati itu membuat ia berpengaruh dan mengubah banyak orang. Itu cita-cita saya kalau mau divisualisasikan menjadi komik, menjadi orang yang berhati bening tanpa pikiran dan rasa tak enak pada kawan.

Peristiwa di atas semoga menjadi titik pemacu untuk mencapai mimpi saya tersebut. Saya bertekad untuk tidak menyimpan perasaan negatif dalam hati ini. Saya anggap hati bagai gelas, terserah kita mau diisi kopi atau susu. Tapi saya akan memilih untuk mengisinya dengan air mineral yang murni. Tak memberi ruang sedikitpun untuk sombong, dengki, meremehkan, merendahkan, mencibir, tinggi hati, acuh tak acuh, egois enak sendiri. Agar jangan sampai ada yang mengatakan bahwa tidak ada lagi orang yang berakhlak baik di bumi ini.