Minggu, 09 Oktober 2011

Puisi: Gatal yang Indah


cih...dia sungguh mengganggu
kenapa dia tak pergi saja dan ganggu orang lain
kenapa mesti akukenapa mesti kami


kami menyingkirkannya
lalu mencampakannya biar tak mengganggu
gatalnya itu lho..
aku ingin mandi

padahal mungkin dia tak sehina itu
sampai aku ingin bersihin badan
tapi ada orang sinting yang biarkan dia mengganggu

gangguan dia malah ditanggepin dengan senyuman
gatel kok disenyumin
dasar gila
senyam-senyum sendiri
sendiri karena si biang gatal itu aku anggap tak ada

celaka di atas celaka
aku buta sebuta babi yang membabibuta
gatalnya itu sesaat
tapi waktu sudah jadi kupu-kupu
merona aku menatapnya
lebih indah dari caraku melaju
lebih berwarna dari seuntai pelangi
coba dulu tak kucampakkannya
mungkin kini aku sudah dibawa terbang olehnya

aku tak sabar mnghadapi ulat bulu
padahal nantinya juga jadi kupu-kupu
seperti Umar yang dulunya ulat bulu
karena tak diganggu masa tumbuhnya
kelak dia jadi kupu-kupuyang menajamkan pedang Islam

kalau saja aku mau sabar
dan tak semena menilai