Jumat, 31 Desember 2010

Mengapa Harus Menjadi Mentor?


Mengapa kita harus menjadi mentor? Pertanyaan ini terus mengiang di kepala berhubung saya sedang menjadi penyelenggara sekolah calon mentor. Sungguh amat banyak alasan

Pertama perlu kita sepakati bersama bahwa menjadi mentor adalah menjadi Pembina, pembimbing, dan pendidik bukan tukang pidato. Lengkapnya dapat dibaca dari artikel berikut: http://aurachmanrio.blogspot.com/2010/12/be-lovely-mentor.html

Kita harus berlatih menjadi mentor karena tiap diri kita nantinya akan menjadi orang tua bagi anak-anak kita. Apakah kita rela bila istri kita mentornya adalah lelaki lain? Tentu tidak. Itu dapat terjadi bila kita tidak mampu menjalankan peran kita sebagai pendidik dari keluarga. Adakah yang tidak setuju bahwa menjadi ayah atau menjadi Ibu adalah artinya menjadi pendidik bagi pasangan dan anak? Dalam keluarga akan terjadi suatu komunikasi yang intens. Komunikasi tersebut adalah suatu proses pembentukan sang anak sehingga bagaimana nantinya ia di dunia luar adalah akibat dari kejadian-kejadian kecil yang terjadi di rumah. Pendidikan adalah proses pengiriman informasi dari luar ke dalam diri. Pengiriman informasi adalah komunikasi. Sehingga pendidik yang berpengaruh besar adalah yang sering menjalin komunikasi, siapa lagi selain kita yang kelak menjadi Ayah/Ibu/Istri/Suami?

Apakah bukan petaka yang terjadi bila saatnya tiba kita tidak mampu menjalankan peran kita sebagai pendidik bagi keluarga? Keluarga kita akan mencari pendidikan lain yang belum tentu jelas sumbernya. Keluarga kita akan mencari mentor lain. Amat baik bila mentor yang didapatkan adalah mentor yang benar, namun petaka bila ternyata mentor yang didapatkan adalah perpanjangan tangan syetan.

Kebutuhan melatih diri menjadi mentor atau menjadi pendidik adalah mutlak karena kita tidak bisa melarikan diri dari dari peran tersebut. Kalau ingin tidak mengambil peran tersebut, maka artinya kita mengambil peran untuk hidup menyendiri di dalam gua bersama kelalawar.

Maka masihkah ada alasan untuk tidak mengikuti sekolah mentor? Padahal peran tersebut segera datang menjelang. Mari siapkan diri kita sesegera mungkin. Menjadi mentor/pendidik keluarga yang handal tidak bisa diselesaikan dengan satu hari seminar. Namun ilmu tersebut pelru dipelajari langsung di dunia nyata dengan menjalankan peran sebagai mentor bagi adik-adik kelas kita. Mari belajar bersama.

Be a Lovely Mentor


Mengapa kita harus menjadi mentor? Pertanyaan ini terus mengiang di kepala berhubung saya sedang menjadi penyelenggara sekolah calon mentor. Sungguh amat banyak alasan

Dulunya saya berpikir bahwa mentor itu adalah tukang pidato islam yang bicaranya harus penuh ayat dan hadits. Namun setelah mengalaminya sendiri, semua itu berubah. Mentor adalah pendidik, pelatih, Pembina dan lebih dari sekedar rekaman tausyiah yang menyampaikan pidato. Mentor adalah bagaikan orangtua yang membimbing anak terkasih, agar senantiasa berada dalam kebaikan. Pun orang tua tidak bisa melindungi anak dari hujan, toh iya tetap mencintainya dan ingin agar ia terlindungi dari hujan, maka ia membeli payung. Meski orang tua tidak bisa mengaji, toh ia tetap mencintai putra atau putrinya sehingga mendatangkan guru ngaji, dan berusaha agar anaknya pintar ngaji, melalui orang lain. Walaupun orangtua ada yang tidak pintar akibat kuliah, mereka tetap mencintai anaknya dan ingin anaknya jadi sarjana, maka orangtua menyekolahkan anaknya dari TK sampai SMA bahkan lulus sarjana dan S3.

Mentor yang menghilangkan spirit orang tua ini umumnya akan gagal dan berakhir sebagai tukang bicara di depan adik mentor saja. Belajar dari pengalaman, mentor yang baik adalah mentor yang mampu menjalin suatu benang ikatan hati antara mentor dan mentee (adik mentor). Ikatan hati yang berlandaskan iman itu berbuah menjadi ikhtiar agar adik mentor menjadi makin baik, apapun itu caranya. Meski mentor tak mampu public speaking toh ia mencintai menteenya. Meski mentor tak mampu bayar pulsa untuk menjarkom toj ia tetap mencintai menteenya. Meski mentor punya banyak dosa, toh siapa yang tidak dan ia masih tetap mencitainya.

Meski mentor seakan-akan tidak layak menjadi contoh bagi mentee, toh ia selalu mencintai menteenya. Dan cinta itu yang menjembatani segala keterbatasan dengan indahnya mimpi. Semua Keterbatasan itu tak mampu menghentikan langkahnya dari kesuksesan. Ia punya cinta yang siap ia bagikan kepada mentee, dan itu pupuk yang cukup untuk melatih seseorang menjadi luar biasa melalui mentoring.

Dengan segala keterbatasannya, bermodalkan cinta yang ada di dalam dada, ia fokus pada tujuan: bahwa adik mentornya harus ia buat pintar, harus ia buat sholeh, harus ia jadikan muslim yang utuh, apapun caranya. Karena energy kemauan yang menyeruak dari benih cinta ini, ia mencari berbagai solusi alternative, tak ada rotan akar pun jadi, tak ada akar, batang singkong pun jadi. Tak bisa jadi pembicara, ia ajak adik mentornya ikut kajian di masjid dekat rumah. Tak ada pulsa, ia buat coordinator kelompok sehingga yang menjarkom adalah coordinator kelompok. Saat tahu ia banyak dosa, ia berusaha bertobat dan menyontohkan suatu amalan yang ia bisa. Atau tidak, ia mengajak adik mentor berkunjung ke rumah seorang sahabat yang rajin shalat malam, agar mentee mampu meniru kekuatan sholatnya, meski si mentor belum mampu sholat malam, toh mereka akhirnya belajar bersama. Apakah hina? Sama sekali tidak, itu adalah tindakan patriotism di tengah berbagai keterbatasan. Ia ingin menjadi solusi permasalahan umat, di tengah berbagai kekurangannya. Ia menghindari tindakan manusia yang meratapi berbagai kekurangannya dan tidak mau memberi meski sedikit. Ia berusaha berkontribusi dengan cara menjadi mentor.

Maka menjadi mentor bukanlah sekedar tukang pidato. Mentor adalah bagaikan suatu mesin penuh rasa cinta yang mengubah si bodoh menjadi pintar. Biidznillaah, InsyaAllah

Wabah : Pin Indonesia Mentoring


Wabah : Pin Indonesia Mentoring
Latar belakangnya adalah bahwa setiap muslim mutlak membutuhkan lingkungan yang baik agar ia dapat menjaga keislamannya. Lingkungan yang baik tersbeut dapat terbentuk melalui sistem atau kegiatan bernama mentoring. Perlunya suatu dorongan sehingga mentoring itu menjadi budaya remaja. Budaya mentoring ini menjadi budaya tandingan dari kegiatan kumpul-kumpul pemuda yang kurang positif. Saat mentoring ini berhasil dibudayakan, harapannya remaja akan gemar dengan pembinaan islam dan lingkungan islam via mentoring, sehingga menghindari lingkungan yang buruk.

Bentuk usaha dari pengwabahan muatan ini adalah dengan cara membuat suatu pin dengan tulisan Indonesia Mentoring. Pin tersebut membentuk suatu warna bendera merah dan putih. Di tengah pin tersebut terdapat tulisan “Indonesia Mentoring”. Pin terseeut lalu dijual secara masal kepada seluruh remaja Bandung untuk lalu mereka pakai secara rutin. Para pemakai pin pun dijadikan agen penjualan pin. Harapannya semua peserta mentoring menggunakan pin tersebut dan bagaikan mengiklankan mentoring kepada kawannya. Hingga nanti ada suatu titik dimana tidak ada lagi remaja yang tidak menggunakan pin Indonesia Mentoring. Penggunaan makna Indonesia ini sejalan dengan momen piala AFF yang membangkitkan euphoria sesaat akan nasionalisme. Dengan adanya penyandingan kata Indonesia, akan menjadi suatu citra bahwa mentoring adalah juga suatu warisan budaya Indonesia yang perlu dinikmati oleh setiap remaja bahkan kalangan umur yang lain.

GBAQ : Gerakan Baca Arti Al-Qur’an


Rekomendasi muatan akan dipropagandakan dan diwabahkan di Kota Bandung
GBAQ : Gerakan Baca Arti Al-Qur’an

Latar belakangnya adalah seringkali saat kita berkunjung ke masjid warga, Al-Qur;an yang terdapat di sana adalah Al-qur’an dengan bahasa arab saja. Hal tersebut mencegah orang yang tidak paham bahasa arab untuk dapat mengerti indahnya makna Al-qur’an. Walhasil Al-qur’an dipandnag sebagai nyanyian dan senandung pengiring adzan. Padahal Al-Qur’an sejatinya adalah suatu penuntun manusia di tengah kegelapan dunia.

Maka perlu dipropagandakan suatu budaya sehingga dipastikan setidaknya ada satu buah Al-Qur’an dengan arti bahasa Indonesia di tiap masjid di Kota Bandung khususnya dan Indonesia umumnya. Hal tersbeut akan mendorong umat agar lebih dekat dengan makna kitab sucinya.

Suatu contoh tindakan teknis yang dapat dilakukan adalah membuat suatu stand pembelian Al-Qur’an. Lalu tiap muslim dapat membeli Al-Qur’an tersebut dan memintanya agar ditaruh di suatu masjid di Kota Bandung. Setiap pembeli Al-Qur’an akan diberikan satu pin sebagai tanda kontribusi. Harapannya dengan usaha tersebut, sedikit demi sedikit makin banyak muslim/muslimah yang menyumbangkan uangnya untuk membeli Al-Qur’an dan lalu menyebarkan Al-Qur’an tersebut di seluruh masjid Kota Bandung. Setelah hal tersebut, diharapkan Al-Qur’an dapat menjadi spirit bagi umat.

Suatu contoh tindakan teknis lain adalah menjalin suatu komunikasi dan kerjasama dengan organisasi yang mengkoordinasikan semua masjid di Kota Bandung. Melalui organisasi tersebut, dibuatlah suatu surat perintah dan komando bagi seluruh masjid agar melengkapi masjidnya dengan Al-Qur’an yang memiliki arti. Setelah surat perintah tersebut dibuat, disebarkanlah surat tersebut di seluruh pelosok kota Bandung dan membaca arti Al-Qur’an akan membudaya.

Minggu, 26 Desember 2010

Bisnis 3000 kue

Banyak sekali hikmah yang terkais oleh peristiwa pertarungan bisnis kemarin. Alkisah saya dan kawan saya berusaha untuk menjual makanan tradisional. Makanan tradisional tersebut adalah bola-bola comro,misro,dan onde-onde. Onde-onde cukup inovatif yaitu berisikan keju atau coklat. Namun bisnis tersebut kurang berjalan lancar. Ada beberapa hikmah yang didapat:

Hikmah pertama adalah gunakan analisis yang mantap dan kokoh ketika akan memesan jumlah makanan. Jumlah yang dipesan adalah 3000 butir di mana infrastruktur untuk mampu menjual sebanyak itu belum dimiliki. Sehingga pemesanan jumlah makanan mungkin bisa merangkak naik dari jumlah sedikit sampai akhirnya banyak. Misalkan berlatih menjual 500 dahulu.

Hikmah kedua adalah pemilihan supplier yang tepat. Supplier yang tepat dalam arti kita harus mampu memilih produsen produk kita yang akan kita jual. Alangkah baiknya bila supplier memiliki determinasi dalam prestasi. Alangkah baiknya bila supplier mampu berdisiplin terhadap pesanan. Ketika diminta untuk menyiapkan produk pada jam 15.00, maka supplier harus mampu tepat waktu dan tepat janji.

Sebelum menjual produk, kita harus yakin benar dengan produk yang akan kita jual. Merasakan produknya, menyentuh produknya, dan menilai produknya adalah suatu standar awal sebelum melakukan proses penjualan. Dari penginederaan yang dilakukan terebut, insting kita akan dapat menentukan apakah produk akan laku di pasaran. Kalaupun laku, dalam jumlah berapa. Kalaupun laku berapa harga yang cocok.

Bola comro dan onde umumnya laku dijual dengan harga Rp 500, atau Rp 3000 untuk satu paket.

Rasa takut itu hadir di awal waktu saja. Sedangkan setelah sentuhan kesekian, kita akan berani dalam menjual dan mempresentasikan produk kita kepada pelanggan.

Dahulukan penciptaan produk yang baik, baru setelah itu memikirkan metode pemasaran.

Demikianlah hikmah yang berhasil didapat, semoga dari hikmah ini kelak akan berbuah prestasi yang lebih dahsyat di kemudian hari. Mari sholat Dhuha.

Alur pikir simplifikasi

dari:http://aurachmanrio.blogspot.com/

Alur pikir ini adalah suatu metode berpikir di mana kita berusaha agar membuat masalah yang rumit menjadi simple dna mudah diselesaikan. Masalah yang remeh kadang terasa rumit karena terdapat kesalahan dalam cara memikirkannya.

Berikut adalah tahap demi tahap dalam alur pikir tersebut:

1.Tentukan dengan jelas tujuannya/goal yang ingin dicapai / manfaat yang ingin dirasakan
2.Tuliskan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar .(Brainstorming 10 menit)
3.Kembangkan berbagai alternatif solusi. (Brainstorming 10 menit)
4.Kemukakan kecenderungan lebih memilih solusi yang mana berikut alasannya.
5.Tentukan solusi dengan menambahkan unsur perasaan
6.Bila belum ditemukan solusi yang pas dan dirasa perlu mengubah batasannya, kembali ke poin 2, lalu bergerak turun kembali menuju poin berikutnya
Misalkan

1.Tujuannya adalah ingin kenyang
2.Batasannya, harga tidak boleh lebih dari 5rb
3.Solusi,makan di kantin pak kumis, atau kantin salman
4.Cenderung di kantin pak kumis karena ada tempe mendoan
5.Solusi belum dirasa pas
6.Kembali ke poin 2
2.Tambah batasan tidak jauh dari ITB
3.Alternative solusi yang sebelumnya ditambah, gelap nyawang
4.Cenderung memilih gelap nyawang
5.Ambil solusi gelap nyawang

Pada dunia nyata permodelan matematik, strategi simplifikasi adalah kegiatan poin dua, penentuan batasan-batasan. Namun dalam pemodelan, yang dilakukan adalah mengubah variable, menghilangkan constraint/batasan, menambah asumsi demi asumsi. Proses simplifikasi yang sebenarnya ada pada poin dua yaitu perumusan batasan-batasan. Harapannya perubahan batasan-batasan tersebut benar-benar membuat masalah menjadi simple dan mudah untk diselesaikan.

Wikileaks dan clash of Haq wal Bathil

Anda tahu situasi perang? Berkecamuk derita tentunya. Di sana bermacam bahaya mengintai. Tentu berbahaya bila tidak ada persenjataan yang lengkap. Tentu darurat bila musuh lebih hebat. Dan tentu bencana bila jumlah tentara kita tak seberapa. Tapi tahukah kamu apa yang lebih bahaya dari itu semua? Tentu saja: Bila ternyata peserta perangnya tidak sadar bahwa ia sedang berperang.

Wikileaks seperti membangunkan kita, menyadarkan kita. Bahwa ada kekuatan asing yang merongrong kehidupan kita. Ada surat rahasia tentang Freeport. Ada pengaturan siapa presiden Indonesia. Lalu dipilih siapa yang mudah diatur. Oleh siapa? Oleh siapa lagi.

Maka mari bangun dengan sepenuh kesadaran. Ambil air wudhu, sholat dua rokaat lalu bergabunglah dalam pertempuran ini. Kalau ada istilah clash of the titans. Maka untuk ini istilah yang pas adalah: Clash of Haq Wal Bathil. Ambil nagamu, terbang,menukik lalu hantam para pasukan bathil itu. Dengan cara yang sesuai dengan kondisi tentunya, bukan dengan bom tentunya. Hantamlah mereka dengan ilmu yang kita timba, hajarlah mereka dengan kemandirian financial kita, lalu bangunkan sebanyak mungkin titans untuk ikut bertempur.(bukan the titans vs peterpan tentunya)

Kita kikis budaya barat, kita kembalikan akhlak Rasul menjadi gaya g4vL 4n4k j4m4n sk4rang. Kita sadarkan hakikat hidup mereka. Kita semarakkan budaya intelektual dan pengembangan wawasan. Kita kokohkan kekuatan financial umat. Manajemen diri yang rapi, manajemen waktu yang efisien, hawa nafsu yang terkelola, kita jadikan standar hidup kaum muda. Dan hardware juga tentunya, kita terus perkuat jiwa dengan jasmani yang sehat melalui olahraga.

Dan teruslah bertempur dengan apa yang kita bisa. Karena sesungguhnya penjajahan zionis itu bukan saja di palestina. Tapi di setiap jengkal tanah Indonesia, selama ekonomi bangsa ini masih disetir, saat budaya kaum mudanya rancu oleh standar remaja barat, kita terjajah seterjajah-jajahnya. Kita tidak bebas menampilkan jati diri kita sebagai muslim. Kita tidak bebas mengatur diri kita sendiri sesuai design Allah yang menciptakan kita.

Dan teruslah bertarung dengan apa yang kita bisa. Kalau bisanya bikin notes, ya bikin notes. Menempel leaflet, mengundnag ustad, menjaid trainer, menjadi mentor untuk adik SMA, merintis rohis, membangun bisnis, dapat ganesha prize. Yang penting jangan sisakan jeda waktu untuk berhenti bertempur. Seperti dalam film kungfu hustle. Meski Stephen cow sudah babak belur oleh si pembunuh bayaran, ia tetap berusaha melawan memukul jidat si pembunuh, walau hanya dengan seonggok kayu ukuran pensil. Seperti dalam film the last samurai, tom cruise tetap berusaha melawan dnegan tombak meski ia sudah dikepung samurai dari 8 penjuru mata angin.

Masak lagi perang tidur, masak lagi perang pacaran, masak lagi perang main game, main kartu, spy-ing FB akhwat, pedekate ama yang bukan muhrim, galau, banyak ngeluh, frustasi. Ayolah, pedang sudah di tangan, lawan sudah di hadapn, mari menerjang atau diterjang

Lets begin

The clash of Haq wal Bathil

Antara kebenaran dan kebatilan

Antara power ranger dan rita repulse

Antara digimon dan jahatmon