Selasa, 20 Januari 2009

Jualan Di Braga

yak..kemarin hari ahad saya bersama teman-teman dari Karisma berjualan baju bekas di Gasibu.. Direncanakan: "Besok kita sholat shubuh di Salman terus langsung caw ke Gasibu biar bisa dapat spot jualan yang enak"..
rencana eh rencana,Pada kenyataannya, saya bangun tepat ketika adzan shubuh berkumandang..
langsung siap-siap, bareng adik langsung menuju Salman..Sesampai di sana saya bertemu Feiza yang baru saja datang,,dan benar saja, saya orang pertama yang datang(bersama feiza tentunya)..
Ambil tiker,baju bekas yang mau dijual,,dan meluncur menuju Gasibu..jam setengah enam pagi dan gasibu sudah penuh

"pak, di sini kosong?"
"wah jangan dek..itu mah jalan"

"pak di sini kosong?"
"wah jangan dik, di situ udah ada yang nempatin,kalau mau di sana aja.." tangannya menunjuk daerah di utara taman lansia

saya berpikir, di sana emang ada yang beli ya?
biar deh..yang penting jualan dulu
sampai di sana, ternyata yang bisa saya tempati adalah trotoar di tengah jalan..

ya..di tengah jalan. Kan kalau jalan besar suka ada trotoar yang membatasi dua lajur jalan yang berlawanan arah. di spot tersebut, lebih banyak mobil daripada orang yang lewat..(wajar lah,tengah jalan)..daerah trotoar sudah penuh oelh penjual lain..

dari jam 6 sampai jam 9.30 tidak ada satu baju pun yang terjual(sedih banget,rasanya udah mau nangis)..lalu Rino, teman saya yang datang menyusul ke lokasi penjualan belajar dari penjual seperti kami juga..Di sana yang beli banyak,kenapa? ternyata karena bajunya tak dibuat rapi..di simpan tak beraturan..

kami pun mencoba mengacak-acak letak baju(asalnya barang jualan kami susun dengan rapi)..
benar saja, langsung datang beberapa pembeli dan dalam kurun satu jam Kami mendapatkan Rp 80.000

ternyata rapi itu tak selalu bagus

lalu kami tanyakna fenomena ini pada salah seorang mahasiswa ekonomi UNpad,teh Uroh..beliau menjawab fenomena itu terjadi karena pasar yang kita incar adalah kelas ekonomi menengah ke bawah, sehingga barang yang terlihat rapi dikira haganya mahal,sehingga tidak menarik perhatian..beda jika barangnya acak-acakan,orang jadi tak enggan untuk melihat-lihta, membalik-balikkan baju, menawar..suasana yang timbul jadi lebih hangat

saya mendapatkan pelajaran bahwa agar kiat bisa berkomunikasi baik dengan orang yang lemah ekonomi, kita harus merendahkan diri kita serendah mungkin